Riset

Dukungan Kesehatan Mental di Era Digital: Pentingnya Melibatkan Negara-Negara Selatan

Dukungan Kesehatan Mental di Era Digital:  Pentingnya Melibatkan Negara-Negara Selatan
Studi mengenai dampak social media terhadap anak muda perlu memasukan lebih banyak orang dari belahan bumi Selatan Flickr: Adam Cohn CC BY-NC-ND 2.0

Uji coba terkontrol acak pada tahun 2023 menunjukkan bahwa membatasi penggunaan media sosial menjadi satu jam sehari bagi individu berusia 17 hingga 25 tahun berdampak signifikan pada peningkatan citra tubuh dan berat badan dalam tiga minggu.

Namun, laporan terbaru yang meneliti dampak Facebook terhadap kesejahteraan hampir satu juta orang di 72 negara menemukan bukti terbatas tentang kerugian psikologis yang berkaitan dengan penggunaan media sosial secara global.

Meskipun Asia Pasifik merupakan kawasan dengan populasi terbanyak, 70 persen peserta dalam studi dampak media sosial berasal dari kawasan Utara, menyoroti isu keragaman sampel.

Dengan perbedaan akses digital dan nilai budaya, ini berarti hasil studi mungkin tidak langsung merefleksikan situasi di Global Selatan.

Ini menekankan kebutuhan untuk tidak hanya meningkatkan keragaman populasi penelitian di masa depan, tetapi juga pentingnya mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi dan budaya non-Barat.

Studi kualitatif terhadap remaja perkotaan Indonesia berusia 12 hingga 15 tahun yang memiliki akses internet yang baik menemukan bahwa mereka lebih sering berbicara tentang kemampuan membangun hubungan sosial seperti berbicara atau menelepon daripada kemampuan mengekspresikan diri seperti mengunggah atau mengedit foto atau video.

Gangguan dari media sosial terhadap kegiatan sehari-hari dan proses belajar lebih menonjol di antara kelompok ini daripada isu citra tubuh.

Berbagai peraturan yang mengatur keamanan pengguna media sosial global juga berpengaruh dalam dinamika ini.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index