Beberapa organisasi masyarakat sipil berusaha memberdayakan perempuan di Sumba, namun terkendala oleh anggaran yang terbatas dan wilayah operasi yang luas. Efektivitas program pemerintah dalam mengatasi kemiskinan di Sumba juga dipertanyakan, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur yang kurang mengakomodasi kebutuhan spesifik komunitas setempat.
Tanpa kebijakan pemerintah yang menyasar kebutuhan spesifik Sumba, masalah migrasi ilegal dan kemiskinan di wilayah ini diperkirakan akan terus berlanjut. Inisiatif seperti Komunitas Kandunu menjadi langkah penting dalam upaya pemberdayaan dan penyadaran, namun dukungan yang lebih luas dan terkoordinasi diperlukan untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Pulau Sumba.***
Yulia Indrawati Sari, Elisabeth A.S. Dewi, dan A. A. S. Dyah Ayunda N. A. adalah dosen di Departemen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan. Yulia I Sari memiliki minat penelitian tentang Gender, LSM, dan Lingkungan. Elisabeth A.S. Dewi berfokus pada Gender dalam Hubungan Internasional, LSM, dan migrasi. Dyah tertarik pada Gender, Lingkungan, dan Ekonomi Politik Internasional.
Proyek penelitian ini didukung oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK).