Riset

Mengangkat Harkat Perempuan dengan Menenun sebagai Alternatif Kerja Ilegal

Mengangkat Harkat Perempuan dengan Menenun sebagai Alternatif Kerja Ilegal
Menenun adalah pilihan paling popular untuk keluar dari jebakan pekerja migran. (Paul Arps) : Paul Arps/Flickr BY CC Paul Arps/Flickr

Timoria mendirikan Komunitas Kandunu, sebuah komunitas penenun muda yang berfokus pada produksi kain ikat untuk memberdayakan perempuan sekaligus meningkatkan kesadaran tentang risiko migrasi ilegal. Komunitas ini terdiri dari anggota muda, baik pria maupun wanita, serta para lansia yang berbagi pengetahuan dan keterampilan menenun, sejarah, serta informasi tentang risiko migrasi ilegal.

Namun, keluar dari jerat kemiskinan mungkin membutuhkan lebih dari sekadar penghasilan dari menenun. Agustina Ronga Padak, seorang penenun di Sumba, menggambarkan menenun sebagai bagian penting dari kehidupan sosial dan budayanya. Meskipun demikian, pekerjaan ini tidak cukup menguntungkan untuk mendukung kehidupan keluarganya.

Perempuan Sumba, termasuk Agustina, menjalankan berbagai peran dari bertani hingga mengurus rumah tangga. Mereka menghadapi tantangan gagal panen dan surplus produksi yang minim. Memproduksi selembar kain ikat membutuhkan waktu hingga satu bulan, ditambah dengan keterbatasan akses pasar dan ketidakpastian pasar yang tinggi.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index