IKOBENGKULU.COM - Di ambang ulang tahunnya yang ke-20, Meta Platforms, salah satu perusahaan paling inovatif di dunia, mengumumkan langkah baru dengan memulai pembayaran dividen tunai triwulanan kepada pemegang sahamnya.
Keputusan ini, yang seketika mendorong nilai pasar pemilik Facebook naik 20% keesokan harinya, mungkin dilihat oleh beberapa orang sebagai simbol disiplin finansial. Namun, pandangan lebih dalam menunjukkan ini lebih sebagai manuver pengalihan.
Tradisi mengembalikan kas secara reguler kepada investor, sebuah praktik yang dimulai oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda lebih dari 400 tahun yang lalu, kini menjadi kebiasaan di lebih dari 85% perusahaan publik di dunia dengan nilai lebih dari $10 miliar, menurut data LSEG. Namun, kepopuleran dividen sebagai alat finansial tidak selalu mencerminkan kebijaksanaan strategis.
"Dividen memberikan nol nilai tambah bagi pemegang saham," ungkap seorang analis, menyoroti bahwa pembayaran dividen, secara teoritis, tidak memberikan apa pun yang tidak sudah dimiliki investor. Ini berbeda dengan bunga dari obligasi, misalnya, di mana investor bisa menghasilkan uang dengan menjual sebagian saham setiap tiga bulan.
Pertanyaannya kemudian, mengapa investor menyukai dividen? Penelitian menunjukkan adanya kesenjangan logika; investor sering kali tidak memahami bahwa dividen mengurangi nilai perusahaan yang membayarnya. Namun, bahkan bagi investor yang memahami mekanisme ini, daya tarik memiliki uang ekstra di kantong mereka tetap kuat.