GKR Hemas: Pelestarian Budaya Harus Dimulai dari Akar Rumput

GKR Hemas: Pelestarian Budaya Harus Dimulai dari Akar Rumput

YOGYAKARTA (22/7/2025) – Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas menegaskan pentingnya pelestarian budaya dimulai dari tingkat akar rumput. Salah satunya melalui program Desa Wisata dan Desa Budaya Mandiri yang telah dijalankan Pemerintah Provinsi DIY.

Dalam audiensi bersama Komisaris Utama Mandira Baruga Yogyakarta, GKR Hemas mendorong agar setiap kecamatan di DIY memiliki perangkat gamelan untuk mendukung kegiatan seni budaya.

“Saya sudah bilang ke Dinas Kebudayaan bahwa Desa Budaya Mandiri itu harus punya gamelan per kecamatan, meski kriteria yang ditetapkan mungkin dirasakan berat,” ujar GKR Hemas saat menerima kunjungan di Kraton Kilen, Senin (21/7).


Program Desa Budaya Mandiri mensyaratkan empat elemen utama: adanya pagelaran seni rutin, kekayaan karya tari khas, pelestarian alat musik tradisional seperti gamelan, serta keberadaan sanggar budaya yang terorganisir.

GKR Hemas juga menyoroti pentingnya partisipasi sanggar-sanggar budaya dalam ajang seni seperti Festival Tari Konservasi Ramayana yang diadakan oleh Ramayana Ballet Purawisata.

Festival ini telah berjalan selama tiga tahun. Menurut Komisaris Utama Mandira Baruga Yogyakarta, Ulla Nuchrawaty, jumlah peserta festival terus meningkat dari 8 menjadi 31 sanggar, berasal dari DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Namun, ia menyayangkan minimnya partisipasi dari Kota Yogyakarta sendiri.

“Tahun keempat ini, peserta dari Kota Yogyakarta justru paling sedikit. Padahal jumlah sanggar di kota ini sangat banyak. Bantul malah lebih aktif,” ujar Ulla.


Ramayana Ballet Purawisata, yang kini beroperasi di bawah naungan Mandira Baruga, juga mencatat 87 persen pengunjungnya berasal dari mancanegara. Puncak pertunjukan Ramayana Ballet tahun ini akan digelar pada 10 Agustus 2025. (Cik)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index