OPINI

Generasi Menunduk

Generasi Menunduk
ilustrasi

Oleh: Firda Rani, mahasiswa KPI UINFAS Bengkulu

Tahukah Anda, bahwa kita sedang berada di zaman para generasinya yang sedang sibuk dengan Gadgetnya masing-maisng. Keadaan ini tentu sangat sedih, mengelitik, bahkan mendapat label sebagai Generasi Menunduk. 
Seiringnya perekambangan zaman dan teknologi yang semakin canggih membuat generasi berubah dan lebih mementingkan hal-hal yang instan dibanding menggunakan cara yang cukup rumit. Generasi menunduk ini sangat mudah dijumpai, hampir setiap manusia di dunia ini mempunyai gadget. Teknologi saat ini menjadikan kita pengguna gadget yang kadang tidak mengenal lagi batasan-batasan, perubahan semakin drastis dari berbagai kalagan usia. Damapkanya dapat dirasakan mulai dari cara berbicara, karakter yang semakin egoisme, dan kedekatan menurun disebabkan asyik dengan gawai masing-masing. 
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mempengaruhi  kesehatan tubuh, seperti fisik dan mental. Dampaknya dapat mengganggu fungsi otak, mata dan lingkungan yang baik menjadi buruk. Gangguan pada fisik seperti masalah pengelihatan, sakit kepala, dan gangguan postur tubuh seperti bungkuk, nyeri pada leher, bahu serta punggung. 
Dikutip dari Dr. Leonardi Armando Goenawan, dr. Sp. K.J Tak hanya gangguan fisik, gangguan mental pun mengancam, seperti hanyut dalam dunia virtual, gangguan pola tidur, gangguan konsentrasi, kecemasan, bahkan depresi, hingga gangguan sosial, seperti masalah di pekerjaan, hubungan dengan keluarga, cyber-bullying, dan lainnya. Sebagian orang merasa jika tidak ada gadget dihidupnya akan terasa hampa dan hilang arah, faktanya perkembagan teknologi saat ini sudah diluar kendali bagi orang yang terlalu memproritaskan gadgatnya tanpa melihat lagi sekeliling mereka. Kedekatan antara keluarga, teman, dan pasangan sangat menurun karena tidak adanya komunikasi yang tercipta, akibatnya banyak timbul permasalahan seperti kerenganggann, perpisahan, kesalahpahaman, penipuan, bahkan pembunuhan yang terjadi karena gadget itu sendiri. 
Gadget tidak hanya berdampak pada orang dewasa saja, tetapi banyak pula berdampak pada anak-anak. Berdasarkan data BPS , jumlah pengguna gadget untuk anak usia dini di Indonesia sebanyak 33,44%, dengan rincian 25,5% pengguna anak berusia 0-4 tahun dan 52,76% anak berusia 5-6 tahun. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat memicu kecanduan gadget pada anak. Kecanduan gadget pada anak menjadi fenomena yang semakin terpengaruh di era digital ini. Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonensia , lebih dari 71,3% anak usia sekolah memiliki gadget dan memainkannya dalam porsi yang cukup lama dalam sehari serta sebanyak 79% responden anak boleh memainkan gadget selain untuk belajar. Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar sering kali mengalami berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, hingga masalah sosial dan emosional.
Berbagai fenomena-fenomena yang terjadi akibat perkembangan teknologi terutama Gadget, tentu menjadi sebuah pelajaran bagi kita untuk terus bisa menyeimbangkan positif dan negatifnya terhadap kecanggihan yang ada saat ini. Salah satunya menggunkan teknologi dengan sebaik mungkin, menjadikannya untuk hal yang lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membatasi waktu penggunaan gadget, seperti menciptakan aktivitas menyenangkan, dan memberi contoh yang baik terhadap pengguna gadget terutama bagi anak-anak. Bagi orang tua bisa mengajak anak untuk lebih berdiskusi mengenai pembelajran, menobrol, dan bermain bersama. 
Menggunakan teknologi dengan bijak dapat menjadikan generasinya sebagai tolak ukur kemajuan bangsa. Penggunaan gawai yang baik pula dapat memberikan dan menghasilkan kebermanfaat bagi banyak orang, salah satunya pembuatan konten-konten yang dapat membantu mengembangkan Personal Branding didunia digital dengan menyebarkan virus-virus kebaikan kepada khalyak. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index