Pelatihan Content Creator dan Jurnalis Bengkulu: Melawan Hoaks, Menegakkan Fakta tentang Kelapa Sawit

Pelatihan Content Creator dan Jurnalis Bengkulu: Melawan Hoaks, Menegakkan Fakta tentang Kelapa Sawit
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Bengkulu, Hj. Oslita SH MH, menerima cindera mata dari Fahmi, Anggota Bidang Hukum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Bengkulu (FOTO: Indra)

IKOBENGKULU.COM - Elaeis Media Group bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berhasil menyelenggarakan acara "Advocacy & Penguatan Content Creator Media Sosial dan Jurnalistik Bidang Kelapa Sawit Provinsi Bengkulu" di Hotel Santika, Kota Bengkulu, pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Acara yang berlangsung hingga 23 Agustus 2024 ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada konten kreator dan jurnalis di Bengkulu, guna menyampaikan informasi serta berita terkait kelapa sawit dengan lebih baik.

Abdul Aziz, Pimpinan Umum Elaeis Media Group, menyatakan bahwa acara ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan jurnalis yang telah terbiasa dengan isu-isu kelapa sawit. "Peserta dalam pelatihan ini sebagian besar adalah anak-anak petani sawit dan jurnalis yang berpengalaman menulis tentang sawit," jelas Aziz.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Bengkulu, Hj. Oslita SH MH saat diwawancarai wartawan (FOTO: Indra)

Aziz berharap, melalui pelatihan ini, para peserta dapat menyampaikan informasi dan berita yang akurat serta faktual mengenai kelapa sawit, mengingat kampanye negatif terkait kelapa sawit yang marak saat ini sering kali tidak didasarkan pada fakta. "Banyak tuduhan yang menyebut kelapa sawit sebagai tanaman rakus air, perusak lingkungan, dan penyebab deforestasi, namun tudingan tersebut tidaklah berdasar," tegasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa menurut penelitian Robert Henson, seorang ahli ekofisiologi dari Oklahoma City, Amerika Serikat, yang dilakukan di Malaysia, tanaman sawit tidak rakus air seperti yang sering diklaim. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Rough Guide to Climate Change ini bahkan menyebutkan bahwa tanaman sawit berada di urutan kesembilan setelah karet, pinus, sengon, akasia, lamtoro, dan bambu dalam hal konsumsi air.

"Anggapan bahwa tanaman sawit rakus air itu salah, karena sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa anggapan tersebut keliru," ujar Aziz.

Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa pohon kelapa sawit memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar. Setiap hektar kebun kelapa sawit mampu menyerap 64,5 ton CO2 per tahun. Dengan luas perkebunan kelapa sawit di seluruh dunia mencapai 25,1 juta hektar, total CO2 yang dapat diserap mencapai 1,68 miliar ton per tahun.

Sejalan dengan itu, Fahmi, Anggota Bidang Hukum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Bengkulu, menambahkan bahwa kampanye negatif terhadap kelapa sawit sering kali dilakukan tanpa dasar penelitian yang kuat. "Mereka menyatakan bahwa sawit merusak lingkungan dan menurunkan kesuburan tanah, padahal sawit memiliki fungsi yang sama dengan tanaman lainnya," ujarnya.

Fahmi, Anggota Bidang Hukum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Bengkulu memberikan sambutan (FOTO: Indra)

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Bengkulu, Hj. Oslita SH MH, juga memberikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, sebagai provinsi yang memiliki banyak perkebunan sawit, Bengkulu memerlukan informasi yang jujur dan etis dari para content creator. "Konten yang disebarkan harus berdasarkan fakta di lapangan dan tidak menyesatkan, terutama mengenai harga sawit," kata Oslita.

Acara ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Gapki Cabang Bengkulu, Bank Bengkulu, serta beberapa perusahaan seperti PT Dinamika Selaras Jaya, PT BIO, PT Daria Dharma Pratama, dan PT Pamor Ganda. Diharapkan, melalui acara ini, para peserta mampu menghasilkan pemberitaan yang sesuai dengan fakta dan dapat melawan kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index