Mafindo Bengkulu Gelar Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar: Diikuti Lebih dari 100 Peserta

Mafindo Bengkulu Gelar Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar: Diikuti Lebih dari 100 Peserta
Lebih dari 100 peserta aktif dalam Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar Mafindo di Bengkulu, didukung oleh PKK Kota Bengkulu dan Aisyiyah Provinsi Bengkulu, di Universitas Muhammadiyah Bengkulu. (FOTO: KRIS)

IKOBENGKULU.COM- Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bengkulu bekerjasama dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bengkulu dan Pengurus Wilayah Aisyiyah Provinsi Bengkulu melaksanakan Akademi Digital Lansia (ADL) Tular Nalar - Mafindo, Sabtu (20/07/2024) di Aula Ahmad Dahlan, Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB).

Kegiatan literasi digital dengan tema "Lansia Padek, Cek Fakta Dulu Baru Ngecek" ini diikuti 100 lebih peserta lansia dan pralansia yang sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara.

Korwil Mafindo Bengkulu Dr. Hj. Gushevinalti, M.Si mengatakan  bahwa Tular Nalar sebuah program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Mafindo bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org.  

Lebih dari 100 peserta aktif dalam Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar Mafindo di Bengkulu, didukung oleh PKK Kota Bengkulu dan Aisyiyah Provinsi Bengkulu, di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

"Kegiatan ini dilaksanakan tidak hanya di Bengkulu, tetapi juga di daerah lain seluruh Indonesia dengan melibatkan berbagai stakeholder", ujarnya.  

Gushevinalti mengatakan, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) usia harapan hidup (UHH) 2023 meningkat 0,23 tahun atau 0,31% dibanding 2022 yang sebesar 73,70 tahun.

"Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik, perbaikan gizi masyarakat, serta upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum", katanya.

Ia mengatakan, kenaikan UHH ini patut diapresiasi, mengingat Indonesia telah berhasil melampaui target global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tahun 2023, yaitu sebesar 72 tahun.  

"Pencapaian ini menempatkan Indonesia di peringkat yang cukup baik di antara negara-negara ASEAN lainnya dalam hal UHH", katanya.

Sebab itu, dengan meningkatan UHH ini, lansia perlu mendapatkan literasi digital agar menjadi lansia Berbudi alias Bugar Digital.  "Bugar digital kita akan difokuskan pada Akademi Digital ini yaitu bugar menghadapi penipuan, bugar saat Pemilu dan menjadi bugar mengindra Hoaks", katanya.

Lebih dari 100 peserta aktif dalam Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar Mafindo di Bengkulu, didukung oleh PKK Kota Bengkulu dan Aisyiyah Provinsi Bengkulu, di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Gushevinalti menegaskan,  dalam fokus penipuan digital, para lansia akan memahami lanskap penipuan yang ada di dunia maya. Mereka akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai modus operandi yang digunakan oleh para penipu digital.

"Dengan demikian, para lansia akan mampu mengenali potensi ancaman penipuan yang mungkin mereka hadapi. Lebih jauh lagi, mereka akan dibekali dengan strategi dan tindakan preventif yang efektif untuk mencegah terjadinya penipuan digital", ujarnya

Sedangkan fokus kedua adalah pemilihan umum (pemilu). Para lansia akan diperkenalkan dengan tanggal-tanggal penting terkait penyelenggaraan pemilu, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik.

"Mereka juga akan mendapatkan informasi yang jelas mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan hak pilih mereka", katanya.

Selain itu, para lansia akan dibekali dengan informasi tentang lokasi pemungutan suara terdekat dari tempat tinggal mereka, sehingga mereka dapat dengan mudah mencapai tempat pemilihan pada hari pencoblosan nanti.

Terakhir, dalam fokus prebunking atau pengindraan hoaks, para lansia akan dibekali dengan pemahaman tentang berbagai bentuk pengacauan informasi yang sering terjadi.  "Mereka akan belajar untuk mengidentifikasi kacau isi, yang meliputi informasi palsu atau menyesatkan yang sengaja disebarkan", katanya. 

Selanjutnya, para lansia akan diajari cara mengenali kacau diri, di mana identitas atau kredibilitas seseorang sengaja dipertanyakan atau diserang untuk menimbulkan keraguan.  

Lebih dari 100 peserta aktif dalam Kelas Akademi Digital Lansia Tular Nalar Mafindo di Bengkulu, didukung oleh PKK Kota Bengkulu dan Aisyiyah Provinsi Bengkulu, di Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

"Bentuk pengacauan informasi lainnya yang akan dipelajari adalah kacau emosi, di mana informasi yang disebarkan bertujuan untuk memicu reaksi emosional yang kuat, seperti amarah, ketakutan, atau kebencian", jelasnya.

Dengan menguasai ketiga konteks tersebut, para lansia akan menjadi lebih bugar secara digital dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan di dunia digital, khususnya terkait penipuan, pemilu, dan misinformasi.  

"Mereka akan menjadi lebih berdaya dan mampu berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan lebih aman dan bijaksana," ujar Gushevinalti.

Korwil Mafindo Bengkulu Gushevinalti berfoto bersama Anggota DPD RI Eni Khaerani dan Ketua PKK Kota Bengkulu Dwi Ratnawati serta Pengurus Aisyiyah Provinsi yang juga peserta ADL (FOTO: KRIS)



Ketua PKK Kota Bengkulu Dwi Ratnawati, SP mengatakan sangat mengapresiasi inisiatif Mafindo Bengkulu yang telah mengadakan kegiatan Akademi Digital Tular Nalar.  Inisiatif seperti ini sangat diperlukan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan lansia.  

"Di era yang serba cepat dan canggih ini, literasi digital adalah sebuah keharusan. Oleh karena itu, kemampuan untuk memeriksa fakta sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi adalah keterampilan yang sangat penting', ujarnya.

Ketua Pengurus Wilayah Aisyiyah Bengkulu Dr Hj Amnah Qurniati saat membuka kegiatan Akademi Digital Lansia Tular Nalar-Mafindo mengatakan bahwa kegiatan literasi digital  tersebut selaras dengan program Aisyiyah dalam memberikan edukasi masyarakat.  

"Jadi meskipun sudah lansia harus tetap belajar tentang hal baru, terutama terkait penggunakaan digital, agar tidak menjadi korban penipuan digital dan penyebaran hoaks", katanya.

Amnah mengatakan literasi digital menjadi sangat penting, karena bukan hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga tentang kemampuan memahami dan menyikapi informasi dengan bijak.  

PIC Kegiatan Akademi Digital Lansia Mafindo Iyud Dwi Mursito menyerahkan cinderamata kepada Ketua PKK Kota Bengkulu Dwi Ratnawati (FOTO: KRIS)

"Para lansia, yang mungkin tidak tumbuh di era digital, perlu mendapatkan dukungan dan pendidikan agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan aman dan bijaksana", ujarnya.

Melalui kegiatan akademi digital lansia ini, selaku Pengurus Aisiyah, Amnah Qurniati, berharap para peserta dapat memperoleh pengetahuan yang cukup tentang cara memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.

"Selain itu, penting juga bagi kita untuk memahami berbagai bentuk penipuan digital yang sering terjadi, seperti penipuan melalui telepon atau pesan singkat, penipuan online, dan lainnya", pungkas Amnah Qurniati.

Anggota DPD RI Hj Eni Khaerani yang juga hadir sebagai peserta Akademi Digital Tular Nalar Mafindo mengapresiasi kegiatan yang dipelopori Mafindo tersebut. Sebab, di era digital, para lansia harusd diberi bekal literasi digital yang memadai agar terhindar dari penipuan dan berita hoaks.

"Kegiatan ini sangat penting untuk memberikan literasi digital kepada para lansia dalam pemanfaat teknologi seperi handphone dan media sosial saat ini," ujarnya. *

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index