Menghadapi Perubahan Iklim: Kebangkitan Petani Kopi Wanita di Kepahiang

Menghadapi Perubahan Iklim: Kebangkitan Petani Kopi Wanita di Kepahiang
Seorang petani kopi wanita tengah memungut biji kopi yang baru saja dipanen dengan latar belakang perkebunan kopi yang luas di Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang. (FOTO: Dok/Ikobengkulu)

Dampak Perubahan Iklim pada Kehidupan Sehari-hari

Mardalena, salah satu petani, menggambarkan bagaimana perubahan iklim telah memperburuk kondisi ekonomi keluarganya.

"Penurunan panen berarti penghasilan yang lebih sedikit, sedangkan biaya perawatan kebun kopi yang meningkat mengikis keuntungan yang sudah tipis," jelasnya.

Ini menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah ekonomi tetapi juga menimbulkan stres dan ketidakpastian bagi banyak keluarga petani.

 Kearifan Lokal sebagai Fondasi Ranperdes

Dalam merancang Ranperdes, petani wanita ini tidak melupakan peran kearifan lokal. "Kami mengakui bahwa solusi untuk tantangan perubahan iklim mungkin sudah ada dalam praktik tradisional kami," kata Ema Susana.

Praktik bertani ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga efektif dalam menjaga keseimbangan ekosistem kebun kopi.

Harapan dan Impian untuk Masa Depan

Melalui Ranperdes Desa Kopi Tangguh Iklim, mereka tidak hanya ingin menjamin kelangsungan hidup mereka tetapi juga melestarikan lingkungan dan kebudayaan.

"Kami berharap kebun kopi tangguh iklim tidak hanya akan menjadi model ketahanan iklim tetapi juga mendorong pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Okta dengan penuh harapan.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index