BENGKULU – Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Balai Karantina Bengkulu mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan guna menjaga keamanan hayati daerah. Upaya tersebut dilakukan melalui Rapat Koordinasi dan Pengawasan (Rakorwas) yang digelar di Hotel Santika Bengkulu, Senin (22/12/2025).
Rakorwas ini menjadi langkah antisipatif menghadapi meningkatnya mobilitas masyarakat serta arus keluar-masuk komoditas karantina selama periode libur panjang Nataru. Kegiatan tersebut diikuti jajaran internal Balai Karantina Bengkulu dan melibatkan berbagai instansi terkait, antara lain TNI, Polri, Dinas Perhubungan, otoritas pelabuhan, serta pengelola bandara.
Kepala Balai Karantina Bengkulu, Betty Fajarwati, menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor sangat penting untuk memastikan pengawasan berjalan efektif, khususnya di titik-titik strategis transportasi.
“Momentum libur Nataru biasanya diikuti peningkatan pergerakan orang dan distribusi komoditas. Karena itu, sinergi antarinstansi mutlak diperlukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina maupun organisme pengganggu tumbuhan karantina,” ujar Betty.
Melalui Rakorwas ini, seluruh pihak menyepakati penguatan pengawasan terpadu di pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas karantina, sekaligus menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pengawasan di lapangan. Selain itu, rapat juga membahas mekanisme komunikasi dan respons cepat untuk menghadapi potensi gangguan keamanan, kesehatan, dan karantina selama libur Nataru.
Pengawasan akan difokuskan pada tiga titik utama, yakni Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai, serta Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur. Ketiga lokasi tersebut dinilai sebagai pintu strategis keluar-masuk penumpang dan komoditas selama periode libur akhir tahun.
“Selama libur Nataru, kami memfokuskan pengawasan di tiga titik terpadu tersebut. Sesuai arahan Kepala Badan Karantina, petugas akan melakukan penjagaan dan pelayanan 24 jam selama tujuh hari untuk memastikan kelancaran lalu lintas barang, khususnya komoditas media pembawa HPHK, HPIK, dan OPTK,” jelas Betty.
Selain aspek pengawasan, Rakorwas juga membahas kesiapan sumber daya manusia dan pelayanan prima kepada masyarakat, agar arus barang dan penumpang tetap berjalan lancar tanpa mengabaikan aspek keamanan hayati.
Balai Karantina Bengkulu berharap, melalui penguatan koordinasi dan pengawasan ini, risiko penyebaran penyakit dan organisme berbahaya dapat ditekan, serta kelancaran aktivitas masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 dapat berlangsung aman, tertib, dan terkendali.