Forum BUKIT KABA 2025 Perkuat Sinergi Moneter dan Fiskal untuk Mendukung Ketahanan Ekonomi Dataran Tinggi Bengkulu

Forum BUKIT KABA 2025 Perkuat Sinergi Moneter dan Fiskal untuk Mendukung Ketahanan Ekonomi Dataran Tinggi Bengkulu
Forum BUKIT KABA 2025 yang diadakan di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, bersama narasumber dari DJPb dan BPS Provinsi Bengkulu, serta pejabat daerah

REJANG LEBONG, IKOBENGKULU.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Forum BUKIT KABA 2025 (Bincang Urusan Ekonomi dan Kebijakan Terintegrasi Kajian dan Statistik Terbaru) pada 23 Juli 2025 di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong.

Forum ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi antar otoritas dalam mendukung ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah dataran tinggi Bengkulu. Forum ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari pejabat daerah, pelaku usaha, perbankan, dan akademisi.

Narasumber utama yang hadir adalah Wahyu Yuwana Hidayat, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Mohamad Irfan Surya Wardana, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, dan Win Rizal, Kepala BPS Provinsi Bengkulu.

Forum BUKIT KABA 2025 yang diadakan di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, bersama narasumber dari DJPb dan BPS Provinsi Bengkulu, serta pejabat daerah setempat, pada 23 Juli 2025.

Forum ini juga dihadiri oleh Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri Thobari, Wakil Bupati Kepahiang, Abdul Hafidz, dan Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Lebong, Nurbaiti.

Dalam forum tersebut, Wahyu Yuwana Hidayat menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi di dataran tinggi Bengkulu.

"Kami melihat potensi besar di sektor pertanian dan sumber daya alam. Oleh karena itu, perlu fokus pada hilirisasi pertanian dan penguatan infrastruktur untuk mendukung konektivitas antar kabupaten," ungkap Wahyu.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara kebijakan pusat dan daerah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Forum BUKIT KABA 2025 yang diadakan di Aula Hotel Sepanak, Curup, Kabupaten Rejang Lebong, dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, bersama narasumber dari DJPb dan BPS Provinsi Bengkulu, serta pejabat daerah setempat, pada 23 Juli 2025.

Mohamad Irfan Surya Wardana, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, memaparkan pentingnya optimalisasi Transfer ke Daerah (TKD) dan belanja publik yang lebih efektif.

Menurutnya, struktur belanja daerah yang masih didominasi oleh belanja pegawai dan operasional perlu diubah.

“Percepatan realisasi belanja modal dan program prioritas seperti DAK Fisik dan belanja infrastruktur sangat penting untuk mempercepat pembangunan daerah,” tegas Irfan.

Sektor pertanian masih menjadi sektor utama di ketiga kabupaten dataran tinggi, meskipun ada penurunan pangsa sektor ini seiring berkembangnya sektor jasa publik dan perdagangan.

Win Rizal dari BPS Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa modernisasi pertanian dan hilirisasi komoditas unggulan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.

"Kami juga perlu memperkuat sektor jasa dan perdagangan untuk menciptakan ekonomi yang lebih beragam," ujarnya.

Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri Thobari, mengungkapkan tantangan ketahanan pangan di kabupaten ini akibat defisit beras. Meskipun demikian, komoditas seperti jagung dan cabai menunjukkan surplus yang positif.

"Untuk itu, kami sedang mengupayakan program cetak sawah baru seluas 800 hektar untuk meningkatkan ketersediaan pangan di daerah kami," ujar Thobari.

Sektor pertanian dan pariwisata di Kepahiang juga mendapat perhatian khusus.

Wakil Bupati Kepahiang, Abdul Hafidz, menjelaskan bahwa Kepahiang memiliki komoditas unggulan seperti kopi robusta dan teh Kabawetan.

"Kami juga memiliki destinasi alam seperti Danau Suro dan Curug Embun yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi agrowisata," kata Hafidz.

Nurbaiti, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Lebong, menekankan pentingnya strategi pembangunan yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan.

"Diversifikasi ekonomi dan pengoptimalan APBD untuk pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar harus menjadi prioritas. Kami juga fokus pada penguatan inklusi keuangan dan pemberdayaan UMKM," ungkap Nurbaiti.

Forum ini juga membahas pengendalian inflasi pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan kerjasama antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan daerah menjadi kunci dalam menjaga inflasi di Provinsi Bengkulu tetap dalam sasaran nasional.

Forum BUKIT KABA 2025 menjadi platform penting untuk memperkuat koordinasi antar kebijakan moneter, fiskal, dan statistik, serta mendorong kolaborasi antara daerah dan pusat.

Dengan fokus pada sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata, dan industri, forum ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di dataran tinggi Bengkulu, serta memperkuat daya saing daerah untuk masa depan. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index