Kearifan Lokal, Penjaga Identitas Ditengah Kuatnya Terjangan Digitalisasi

Kearifan Lokal, Penjaga Identitas Ditengah Kuatnya Terjangan Digitalisasi

(Opini oleh Linda Astuti, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ratu Samban) - Ditengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, kearifan lokal menjadi benteng terakhir untuk mempertahankan identitas dan karakter masyarakat. Kemajuan teknologi dan interaksi global yang semakin intensif seringkali mengancam nilai-nilai lokal yang menjadi pondasi peradaban. Kearifan lokal, sebagai warisan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur, berperan krusial dalam menjaga keberlanjutan budaya dan lingkungan.

Globalisasi dan digitalisasi memang membawa dampak positif seperti kemudahan akses informasi dan peningkatan konektivitas. Namun, keduanya juga mengancam eksistensi budaya lokal. Globalisasi sering menyebabkan homogenisasi budaya, dimana nilai-nilai lokal terpinggirkan oleh budaya dominan yang dianggap lebih "modern" atau "maju." Digitalisasi, meskipun memudahkan komunikasi juga berpotensi mengikis interaksi sosial tradisional yang menjadi sarana transmisi kearifan lokal.

Kearifan lokal bukanlah penghalang kemajuan, melainkan filter yang memastikan bahwa kemajuan tersebut tidak merusak nilai-nilai esensial masyarakat. Masyarakat yang mengintegrasikan kearifan lokal dalam proses pembangunan cenderung lebih berkelanjutan dan inklusif. Misalnya, praktik-praktik pertanian tradisional yang ramah lingkungan telah terbukti lebih adaptif terhadap perubahan iklim dibandingkan metode modern yang eksploitatif.

Indonesia, sebagai negara dengan keragaman budaya yang tinggi memiliki banyak contoh kearifan lokal yang masih relevan hingga saat ini. Misalnya, sistem subak di Bali yang mengatur irigasi pertanian secara tradisional telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Sistem ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial diantara petani.

Di Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) khususnya Bengkulu, masyarakat Melayu memiliki nilai-nilai adat yang kaya dan beragam. Salah satunya adalah sistem marga, yang mengatur tata kelola masyarakat berdasarkan garis keturunan dan wilayah. Sistem ini tidak hanya berfungsi sebagai pengatur sosial, tetapi juga sebagai mekanisme penyelesaian konflik yang adil dan bijaksana. Nilai-nilai seperti musyawarah dan mufakat sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat Melayu, yang tercermin dalam adat istiadat mereka.

Selain itu, masyarakat Melayu di Sumatera bagian selatan dan Bengkulu juga memiliki tradisi sedekah bumi atau sedekah laut, yang merupakan bentuk syukur atas hasil bumi dan laut. Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarwarga. Dalam konteks modern, tradisi semacam ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk memastikan kearifan lokal tetap relevan, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain pendokumentasian dan digitalisasi pengetahuan lokal, integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan, promosi melalui media, dan dukungan kebijakan dari pemerintah.

Pendokumentasian dan digitalisasi pengetahuan lokal dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mendigitalkan cerita-cerita rakyat, adat istiadat, dan praktik-praktik tradisional. Integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan dapat membantu generasi muda memahami dan menghargai warisan budaya mereka. Promosi melalui media, baik tradisional maupun digital, dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan kearifan lokal. Dukungan kebijakan dari pemerintah, seperti memberikan insentif bagi komunitas yang mempertahankan praktik tradisional, juga sangat diperlukan.

Kearifan lokal bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga modal berharga untuk menghadapi tantangan masa depan. Dalam menghadapi globalisasi dan digitalisasi, kearifan lokal berperan sebagai filter yang memastikan kemajuan tidak mengorbankan identitas dan peradaban masyarakat. Dengan upaya yang tepat, nilai-nilai lokal dapat terus hidup dan menjadi fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index