Israel Bersiap Melanjutkan Operasi Militer ke Selatan Gaza, Upaya Gencatan Senjata Meningkat

Israel Bersiap Melanjutkan Operasi Militer ke Selatan Gaza, Upaya Gencatan Senjata Meningkat
Kondisi Gaza terkini Foto: Reuters

JERUSALEM, IKOBENGKULU.COM -  Israel mengumumkan persiapan untuk memperluas operasi militernya di Gaza menuju selatan, mendekati perbatasan dengan Mesir, setelah mengklaim berhasil membongkar kekuatan Hamas di Khan Younis. Sementara itu, upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata semakin intensif.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan, "Kami telah mencapai misi kami di Khan Younis dan akan melanjutkan operasi hingga ke Rafah untuk menghilangkan elemen teror yang mengancam kami." Pernyataan ini disampaikan setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran di kota selatan Gaza tersebut minggu lalu.

Dalam konteks yang sama, mediator dari Qatar dan Mesir berharap mendapatkan respons positif dari Hamas, yang mengendalikan Gaza, terhadap proposal gencatan senjata yang telah disepakati dengan Israel dan AS dalam pertemuan di Paris minggu lalu.

Seorang pejabat Palestina, yang dekat dengan negosiasi, menyebutkan proposal tersebut mencakup tahap awal 40 hari tanpa pertempuran, sambil membebaskan lebih dari 100 sandera sipil yang masih ditahan oleh Hamas. Tahapan selanjutnya akan melibatkan penyerahan tentara Israel dan jenazah sandera yang telah meninggal.

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan menawan 253 sandera, memicu ofensif Israel yang menghancurkan sebagian besar Gaza. Pejabat kesehatan di enklave tersebut menyatakan jumlah korban tewas Palestina telah melebihi 27.000, dengan ribuan jenazah lainnya masih berada di bawah reruntuhan.

Meskipun belum ada respons resmi dari Hamas, ada harapan untuk gencatan senjata setelah pernyataan oleh juru bicara Qatar di Universitas Johns Hopkins di Washington menimbulkan spekulasi. Namun, serangan Israel terus berlanjut di sekitar Khan Younis dan Rafah, serta intensifikasi pertempuran di utara sekitar Kota Gaza.

Penduduk Gaza, seperti Osama Ahmed, menyerukan gencatan senjata. "Yang kami inginkan sekarang adalah gencatan senjata," katanya kepada Reuters.

Di sisi lain, AS meningkatkan tekanan tidak langsung, dengan Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang menargetkan pemukim Yahudi yang menyerang Palestina di Tepi Barat. Ini terjadi di tengah tekanan untuk merespons kematian tiga tentara AS oleh drone di Yordania, serangan pertama yang menewaskan personel AS sejak konflik di Gaza dimulai.

Amerika Serikat, yang telah menyatakan tidak ingin memicu perang yang lebih luas, percaya drone tersebut dibuat oleh Iran. Serangan balasan AS terhadap target di Irak dan Suriah, termasuk personel dan fasilitas Iran, sedang dipertimbangkan sebagai respons atas pembunuhan tersebut.

Konflik ini juga melibatkan serangan terhadap pengiriman di Laut Merah oleh gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, yang menyatakan solidaritasnya dengan Gaza. AS dan sekutunya telah menargetkan hingga 10 drone di Yaman yang dipersiapkan untuk peluncuran, sementara sebuah kapal Angkatan Laut AS menembak jatuh tiga drone buatan Iran dan rudal anti-kapal Houthi. ***

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index