×

Pencarian

Riset Ungkap Sisi Lain Bukit Kaba: Pemandu Wisata Bertaruh Risiko Minim Fasilitas

BENGKULU – Di balik keindahan panorama Bukit Kaba yang memikat wisatawan, terdapat realitas menantang yang dihadapi oleh para "ujung tombak" pariwisata daerah tersebut.

Sebuah penelitian akademik terbaru mengungkap bahwa pemandu wisata minat khusus di kawasan ini memikul beban peran multidimensional yang berat, namun kerap kali beroperasi dengan dukungan fasilitas yang minim.

Temuan ini merupakan hasil laporan penelitian berjudul “Dinamika dan Tantangan Pemandu Wisata Minat Khusus Bukit Kaba” yang disusun oleh Selfa Julita, di bawah bimbingan dosen Sosiologi Pariwisata, Diyas Widiyarti dan Heni Nopianti.

Bukan Sekadar Penunjuk Jalan

 Penelitian ini menyoroti bahwa dalam konteks wisata minat khusus—yang menuntut interaksi fisik tinggi dengan alam—peran pemandu wisata telah bergeser jauh dari sekadar pemberi informasi.

Menggunakan metode kualitatif fenomenologis, Selfa menemukan bahwa pemandu di Bukit Kaba bertindak sebagai fasilitator edukasi, manajer risiko, sekaligus penjamin keselamatan utama.

"Pemandu wisata adalah aktor penting yang membentuk kualitas pengalaman wisatawan. Mereka harus mengambil keputusan rasional dengan cepat di tengah kondisi alam yang tidak menentu untuk menjamin keselamatan pengunjung," tulis laporan tersebut.

Analisis ini diperkuat dengan pendekatan Teori Psikografis Plog dan Teori Pilihan Rasional, yang membedah bagaimana pemandu harus menyeimbangkan antara karakter wisatawan yang beragam dengan strategi keselamatan di medan yang ekstrem.

Tantangan Lapangan: Alam dan Infrastruktur Meski memegang peran vital, riset ini menggarisbawahi adanya kesenjangan antara tanggung jawab pemandu dengan dukungan yang tersedia. Terdapat tiga tantangan utama yang diidentifikasi:

  1. Faktor Alam: Cuaca ekstrem dan medan Bukit Kaba yang menantang.
  2. Perilaku Wisatawan: Perbedaan ekspektasi dan karakter wisatawan yang kerap menyulitkan pengawasan.
  3. Infrastruktur: Keterbatasan fasilitas pendukung keselamatan dan operasional di lapangan.

Penelitian menyimpulkan bahwa peran pemandu sebagai pendidik lingkungan dan pengambil keputusan belum sepenuhnya didukung oleh sistem yang memadai dari pengelola.

Rekomendasi bagi Pemangku Kepentingan Publikasi hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya berhenti di meja akademik. Laporan ini memberikan sinyal kuat bagi pengelola destinasi dan pemerintah daerah untuk segera melakukan intervensi.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan perbaikan fasilitas pendukung di Bukit Kaba menjadi rekomendasi krusial.

Hal ini diperlukan agar standar keselamatan dan kepuasan wisatawan dapat terjaga, sekaligus memberikan perlindungan kerja yang lebih baik bagi para pemandu wisata lokal. ***