Bengkulu – PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu menggelar sosialisasi dokumen Airport Emergency Plan (AEP), table top exercise, serta simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) di Gedung VIP Bandara, Selasa–Rabu (26–27/8/2025). Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari internal bandara, Basarnas, Kepolisian, AirNav, hingga instansi terkait lainnya.
General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Muhammad Haekal, menjelaskan bahwa simulasi dimulai dengan skenario gempa bumi berkekuatan 5,0 SR. Guncangan tersebut memicu dua kejadian darurat: kebakaran di gudang kargo serta terjebaknya personel Air Traffic Controller (ATC) di menara pengawas.
“Untuk kebakaran di gudang kargo, evakuasi dilakukan oleh tim internal bersama Basarnas. Sementara penyelamatan personel ATC yang terjebak di menara pengawas juga melibatkan tim SAR,” kata Haekal.
Setelah situasi terkendali, skenario berlanjut dengan kedatangan pesawat yang membawa seorang tahanan. Dalam simulasi, tahanan tersebut melakukan perlawanan, berujung pada tindak kekerasan, penyanderaan, hingga ancaman bom. Kondisi itu langsung ditangani dengan melibatkan Polresta Bengkulu, Polda Bengkulu, serta Brimob.
Haekal menegaskan, latihan ini digelar untuk menguji kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi kondisi darurat di bandara.
“Meski kita berharap kejadian seperti ini tidak pernah terjadi, simulasi ini penting agar semua pihak siap bertindak cepat, aman, dan terkendali. Secara umum kesiapan personel sudah baik, meski ada hal-hal yang perlu dievaluasi,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang, Purnama Pangalinan, yang hadir mewakili Kementerian Perhubungan. Menurutnya, latihan ini menjadi bukti komitmen bersama dalam menjaga keselamatan penerbangan di Bengkulu.
“Terima kasih kepada tim SAR, Gegana, Polresta, dan Brimob Polda Bengkulu. Dengan sinergi ini, masyarakat semakin yakin bahwa penerbangan di Bandara Fatmawati aman dan lancar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Hendri Kurniawan, menekankan pentingnya simulasi darurat dilakukan secara rutin sesuai standar operasional prosedur (SOP).
“Latihan berkala akan membuat personel lebih sigap, cepat, dan tepat dalam mengambil keputusan. Kecepatan itu menjadi kunci keselamatan, baik menghadapi terorisme, kebakaran, maupun bencana lainnya,” jelas Hendri.
