OPINI

Menjaga Keberhasilan Program Makan Siang Gratis Antara Harapan dan Tantangan

Menjaga Keberhasilan Program Makan Siang Gratis Antara Harapan dan Tantangan
ilustrasi dibuat dengan AI

Oleh: Tomi Afrianto, mahasiswa Universitas Bengkulu

Program makan siang gratis untuk siswa sekolah resmi diluncurkan pemerintah sebagai bagian dari agenda prioritas. Gagasan ini cukup berani, bahkan terbilang ambisius. Tapi di balik itu, ada niat baik yang layak didukung.
Memberi makan siang bergizi kepada jutaan anak setiap hari bukanlah pekerjaan kecil. Tapi jika berhasil, dampaknya luar biasa. Anak yang perutnya kenyang bisa lebih fokus belajar. Tak ada lagi cerita anak pingsan di kelas karena belum sarapan. Lebih dari itu, ini soal pemerataan. Anak dari keluarga tidak mampu pun punya kesempatan yang sama untuk berkembang.
Namun, ide bagus tak cukup hanya dengan semangat. Ada banyak hal yang harus disiapkan. Pertama, soal anggaran. Memberi makan gratis setiap hari tentu butuh dana besar. Jangan sampai program ini berhenti di tengah jalan karena kekurangan biaya. Perlu komitmen kuat dari pemerintah untuk menjamin keberlanjutan anggaran.
Kedua, soal kesiapan sekolah. Faktanya, banyak sekolah di pelosok belum punya fasilitas memasak. Bahkan air bersih pun kadang jadi barang langka. Kalau ini tidak diantisipasi, program bisa jadi bumerang. Makanan basi, tak higienis, atau kurang gizi bisa membahayakan anak-anak.

Ketiga, soal pengawasan. Program berskala besar selalu punya celah diselewengkan. Maka, harus ada sistem pengawasan ketat, transparan, dan melibatkan masyarakat. Jika perlu, gunakan teknologi digital agar distribusi bisa dilacak dan dievaluasi.
Yang menarik, program ini juga punya potensi menggerakkan ekonomi lokal. Bahan makanan bisa diambil dari petani sekitar. Proses memasak bisa melibatkan warga setempat. Sekolah bukan hanya jadi tempat belajar, tapi juga penggerak ekonomi kecil.
Namun semua itu hanya bisa tercapai kalau ada kerja sama. Pemerintah pusat tak bisa kerja sendiri. Daerah, sekolah, orang tua, bahkan tokoh masyarakat perlu dilibatkan sejak awal.
Dan jangan lupakan soal edukasi. Program ini bukan hanya soal kenyang, tapi juga mendidik soal pola makan sehat. Anak-anak perlu diajak memahami pentingnya gizi. Makan siang gratis harus dibarengi dengan pembelajaran gaya hidup sehat.
Pada akhirnya, program ini bukan semata-mata urusan logistik. Ini soal visi jangka panjang: mencetak generasi muda yang sehat, cerdas, dan siap bersaing. Karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang tidak membiarkan anak-anaknya tumbuh dalam kelaparan. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index