Jakarta, Ikobengkulu.com- Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Provinsi Bengkulu, Elisa Ermasari, memberikan peringatan tegas kepada Menteri Perumahan Rakyat, Maruarar Sirait, terkait pentingnya menjaga kelestarian lahan sawah produktif dalam pelaksanaan program nasional Tiga Juta Rumah.
Dalam rapat kerja DPD RI Bersama Kementerian Perumahan Rakyat di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Selasa (10/12/24), Elisa menekankan bahwa alih fungsi lahan pertanian subur untuk pembangunan perumahan akan berdampak serius pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam paparannya, Elisa menyoroti pentingnya keseimbangan strategis antara pengembangan infrastruktur perumahan dan keberlanjutan sektor agraria. “Kami mendukung penuh program Tiga Juta Rumah yang Bert Juan memberikan solusi terhadap kebutuhan hunian yang layak.
Namun, pembangunan ini harus memperhatikan aspek keberlanjutan, terutama dengan tidak mengorbankan lahan sawah produktif yang menjadi pilar utama ketahanan pangan nasional,” ujar Elisa dengan penuh penekanan.

Senator yang mewakili Provinsi Bengkulu ini menjelaskan bahwa wilayah Bengkulu memiliki kontribusi besar dalam sektor pertanian nasional. Namun, tekanan terhadap lahan produktif akibat alih fungsi untuk kebutuhan non-pertanian menjadi tantangan serius yang membutuhkan perhatian semua pihak.
“Jika tren ini terus berlanjut, tidak hanya produktivitas pangan yang akan terancam, tetapi juga stabilitas ekonomi petani,” imbuhnya.
Elisa mengusulkan kepada pemerintah untuk menerapkan kebijakan tata ruang yang lebih selektif dan inovatif, termasuk mendorong pemanfaatan lahan tidur atau area tidak produktif sebagai lokasi prioritas pembangunan perumahan. Dengan pendekatan ini, kebutuhan hunian dapat terpenuhi tanpa merusak ekosistem agraria yang telah menopang kehidupan masyarakat selama bertahun-tahun.
Dalam tanggapannya, Menteri Perumahan Rakyat, Maruarar Sirait, menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti masukan strategis tersebut. Ia berkomitmen untuk bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah dalam menyusun rencana pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami menyadari bahwa lahan sawah produktif adalah aset vital bagi negara. Oleh karena itu, kami akan memperketat proses evaluasi lokasi pembangunan agar tidak mengancam keberlanjutan sektor pertanian,” ujar Maruarar.
Elisa menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk mengambil peran aktif dalam mengawasi dan mengendalikan alih fungsi lahan di wilayah masing-masing.
“Pembangunan yang kita lakukan hari ini harus menjadi warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, mari kita pastikan bahwa program Tiga Juta Rumah ini tidak hanya menjadi solusi tempat tinggal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan bangsa,” tutup Elisa dengan nada optimis ***