Menyatukan Budaya dan Alam: Transformasi Danau Dendam Tak Sudah Menjadi Destinasi Wisata Tematik

Menyatukan Budaya dan Alam: Transformasi Danau Dendam Tak Sudah Menjadi Destinasi Wisata Tematik
Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) (FOTO: DOK/KOMINFO)

IKOBENGKULU.COM - Di tengah hiruk-pikuk Kota Bengkulu, Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) sedang bertransformasi menjadi ruang wisata tematik yang memadukan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal.

Rencana ambisius ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, yang baru-baru ini mengadakan Focus Group Discussion (FGD) kedua untuk membahas detail proyek ini.

Berada di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, DDTS menawarkan potensi wisata yang belum banyak digarap.

Dengan luas 88,43 hektare untuk taman wisata alam dan 1,7 hektare untuk area pengembangan wisata, kawasan ini dirancang menjadi pusat rekreasi yang tidak hanya menampilkan pemandangan danau yang memukau, tetapi juga matahari terbit yang spektakuler.

Ketua Tim Program dan Anggaran Direktorat Penataan Kawasan Permukiman (PKP) Kementerian PUPR, Deazaskia Prihutami, menjelaskan bahwa DDTS akan menjadi ruang publik yang memadukan keindahan alam dengan edukasi budaya.

"Kawasan DDTS adalah ruang publik di mana masyarakat dan wisatawan dapat bersantai menikmati suasana alam dari matahari terbit hingga malam. Selain itu, pengunjung juga dapat mengenal dan berpartisipasi dalam kegiatan budaya khas Bengkulu serta menikmati wisata kuliner," ujar Dea.

Salah satu elemen menarik dari penataan DDTS adalah penggabungan konsep Environmental Graphics Storytelling Artwork, yang akan menyajikan sejarah dan budaya lokal melalui teks, grafis, dan foto.

Ini bukan sekadar dekorasi, melainkan cara untuk menghidupkan kembali cerita-cerita masa lalu yang kaya akan nilai budaya, memberikan pengalaman mendalam bagi para pengunjung.

Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, turut menyampaikan apresiasinya atas dukungan Kementerian PUPR dalam merealisasikan proyek ini. "Penataan kawasan DDTS mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dengan tema alam dan nuansa tradisional khas Bengkulu, yang berpadu harmonis dengan arsitektur modern," kata Isnan.

Ia menambahkan bahwa FGD ini adalah langkah penting dalam finalisasi anggaran yang mencapai Rp 50 hingga Rp 70 miliar, dengan harapan pelaksanaan proyek dapat dimulai pada awal 2025.

Proyek penataan ini tidak hanya menargetkan wisatawan lokal, tetapi juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan dari luar daerah. Dengan fasilitas yang direncanakan seperti Panggung Gedang, jogging track, kios suvenir dan kuliner, serta lahan parkir yang luas, DDTS diproyeksikan menjadi destinasi yang mampu menampung ratusan pengunjung setiap harinya.

Penataan DDTS adalah bukti nyata bahwa identitas dan nilai-nilai kearifan lokal dapat hidup berdampingan dengan kemajuan zaman. Dengan pendekatan yang mengombinasikan budaya dan keindahan alam, DDTS tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga simbol pelestarian budaya dan lingkungan bagi generasi mendatang. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index