ENGGANO, IKOBENGKULU.COM – Pulau kecil Enggano, yang terletak di tengah Samudra Hindia, kini menjadi saksi perubahan besar dalam sektor pertanian dan agrowisata.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) program KKN Kolaborasi UGM-UNIB, para pimpinan dari kedua universitas terkemuka ini melaksanakan inovasi yang berpotensi mengubah masa depan pulau terluar Indonesia tersebut.
Salah satu inovasi tersebut adalah penanaman bibit padi varietas unggul Gamagora 7 di areal persawahan Desa Kaana, serta penanaman 2.500 bibit tanaman buah di lahan seluas 25-50 hektare di Desa Banjarsari, yang diproyeksikan sebagai lokasi agrowisata. Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong antara pimpinan UGM dan UNIB, mahasiswa dan dosen pendamping KKN, serta pemerintah setempat.
“Penanaman bibit padi Gamagora 7 dan bibit tanaman buah ini membawa harapan baru bagi ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi di Pulau Enggano,” ujar Ayub Sugara, Koordinator Pelaksana P3KKN UNIB, yang memimpin kegiatan tersebut.

Gamagora 7, yang merupakan hasil riset intensif selama 17 tahun oleh Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, memiliki produktivitas tinggi dan kemampuan adaptasi di berbagai kondisi lahan, menjadikannya ideal untuk daerah seperti Enggano yang sering menghadapi cuaca ekstrem.
Selain inovasi di sektor pertanian, kegiatan di Desa Banjarsari juga berfokus pada pengembangan kawasan agrowisata dengan penanaman bibit buah seperti durian, alpukat, dan mangga. Bibit-bibit ini diharapkan dapat mendiversifikasi produk pertanian lokal dan mendukung pengembangan pariwisata di Enggano.

“Kami berharap program KKN ini menjadi katalis perubahan, mendorong kemandirian pangan, dan membuka peluang ekonomi baru melalui agrowisata,” kata Prof. Wening Udasmoro, Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran.
Kegiatan ini menegaskan komitmen UGM dan UNIB dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil. Inovasi ini diharapkan membawa dampak berkelanjutan bagi masyarakat Enggano, menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi pulau ini.***