Aksi Simbolik BEM UNIB: Refleksi 79 Tahun Kemerdekaan, Merdeka untuk Semua atau Hanya untuk Penguasa?

Aksi Simbolik BEM UNIB: Refleksi 79 Tahun Kemerdekaan, Merdeka untuk Semua atau Hanya untuk Penguasa?
Mahasiswa Universitas Bengkulu menggelar aksi simbolik di depan Gedung Rektorat, menyuarakan tuntutan keadilan dalam rangka refleksi 79 tahun kemerdekaan Indonesia. (FOTO: DOK/BEM)

IKOBENGKULU.COM- BEM KBM Universitas Bengkulu menggelar aksi simbolik bertema “Menuju 79 Tahun Kemerdekaan: Merdeka untuk Semua atau Hanya untuk Penguasa?” di depan Gedung Rektorat Universitas Bengkulu, Kamis, 15 Agustus 2024, pukul 15.00 WIB.

Aksi yang diikuti oleh seluruh elemen KBM Universitas Bengkulu ini merupakan bentuk protes terhadap ketidakadilan dan berbagai polemik yang masih terjadi di negeri ini.

Aksi ini menyoroti berbagai isu, seperti politik dinasti, eksploitasi agraria, konflik Papua, dan pembatasan kebebasan beragama, yang dianggap belum menunjukkan kemerdekaan yang sejati bagi seluruh rakyat Indonesia.

Delapan poin tuntutan dibawa dalam aksi ini, termasuk desakan agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat dalam pilkada 2024, penolakan terhadap RUU TNI/Polri, dan permintaan untuk mengkaji ulang sistem PTN BH di perguruan tinggi.

"Kami menuntut pemerintah untuk memperhatikan dan meningkatkan fasilitas, pelayanan, dan sistem kesehatan, serta melakukan pemeliharaan infrastruktur yang sudah rusak dan memastikan pembangunan yang merata," ujar salah satu orator dari Fakultas Hukum.

Aksi dimulai dengan sholat bersama, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan.

Orasi pertama dibuka oleh Wakil Presiden BEM KBM UNIB, yang mengkritik kegagalan pemerintah dalam memenuhi janji-janji kampanye dan mengangkat isu kebijakan yang dinilai diskriminatif, seperti aturan bagi anggota Paskibraka wanita yang diminta melepas jilbab.

"Ini adalah kado 79 Tahun Kemerdekaan yang menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam pemerintahan saat ini," tambahnya.

Para peserta aksi juga menyampaikan kritik melalui puisi-puisi yang menggambarkan kondisi bangsa, seperti "Korupsi Membunuh Rakyat" dan "Tanah Air Mata".

Aksi ditutup dengan penandatanganan Deklarasi KBM UNIB, yang menegaskan komitmen mahasiswa Universitas Bengkulu untuk terus memperjuangkan keadilan dan kebebasan di Indonesia.

Deklarasi ini menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang masih terjadi di negeri ini.

Aksi simbolik ini menunjukkan bahwa 79 tahun setelah kemerdekaan, perjuangan untuk mencapai keadilan dan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia masih jauh dari selesai.

Para mahasiswa Universitas Bengkulu berkomitmen untuk terus mengawal dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan yang sejati. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index