IKOBENGKULU.COM - Menyusul kebakaran yang melanda Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Kota Bengkulu, Pemerintah Provinsi Bengkulu mengadakan rapat pembahasan di Rapat Rafflesia, Kantor Gubernur Bengkulu, pada Selasa (30/1).
Rapat yang dipimpin oleh Asisten I Setda Provinsi Bengkulu, Khairil Anwar, ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi, serta dari SMKN 3 itu sendiri, bertujuan untuk membahas rencana pembangunan kembali fasilitas sekolah yang terdampak kebakaran.
Asisten I Khairil Anwar menjelaskan bahwa fokus pembahasan adalah pada rekonstruksi fasilitas sekolah yang rusak akibat kebakaran.
"Pemprov Bengkulu telah mengalokasikan dana sekitar Rp 5 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun kembali fasilitas sekolah tersebut," ujar Khairil.
Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah masih menunggu hasil uji laboratorium untuk menentukan besaran dana yang dibutuhkan secara pasti.
"Kita belum bisa memastikan total kebutuhan dana sampai kita menerima hasil uji laboratorium," kata Khairil setelah rapat.
"Namun, yang pasti, kami berkomitmen untuk membangun kembali fasilitas sekolah agar proses belajar mengajar bisa berjalan normal kembali."
Khairil juga menegaskan bahwa pembangunan kembali sekolah yang rusak merupakan prioritas, untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak terhambat.
"Bagian sekolah yang rusak berat akibat kebakaran ini harus segera dibangun kembali. Kami ingin memastikan agar jam belajar para siswa dan guru tidak berkurang," tambahnya.
Lebih lanjut, Khairil mengimbau masyarakat agar tidak ragu untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SMKN 3.
"Kami jamin, semua fasilitas yang rusak akibat kebakaran akan kami perbaiki dan kembalikan seperti semula. Masyarakat tidak perlu khawatir menyekolahkan anak-anak mereka di SMKN 3," tegas Khairil.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga meski dihadapkan pada bencana kebakaran yang menghancurkan fasilitas pendidikan. ***
