Gelar Tasyakuran HSN ke-10, Bupati Lebong Ajak Ribuan Santri Warnai Pembangunan Daerah

Gelar Tasyakuran HSN ke-10, Bupati Lebong Ajak Ribuan Santri Warnai Pembangunan Daerah

LEBONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong menggelar tasyakuran khidmat untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ke-10 tahun 2025. Momen satu dekade ini dimaknai lebih dari sekadar perayaan sejarah, melainkan sebagai panggilan tugas bagi para santri untuk mengambil peran sentral sebagai "Pionir Bangsa".

Acara yang dipusatkan di [Lokasi Acara, misal: Masjid Agung/Pendopo] ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda, tokoh agama, pimpinan pondok pesantren, serta ribuan santri yang memadati lokasi dengan antusiasme tinggi.

Evolusi "Jihad" Santri

Dalam sambutannya mewakili Pemerintah Daerah, pimpinan Pemkab Lebong (Bupati/Wabup) menekankan bahwa tantangan santri hari ini berbeda dengan era 1945. Jika dahulu "Resolusi Jihad" dimaknai dengan mengangkat senjata melawan penjajah, maka "jihad" santri masa kini adalah melawan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan teknologi.

"Santri hari ini harus menjadi pionir. Artinya, santri harus berada di garis depan. Tidak hanya fasih membaca Kitab Kuning, tetapi juga melek teknologi, berwawasan global, dan mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri keislamannya," tegasnya.

Pemkab Lebong menilai, pondok pesantren adalah kawah candradimuka yang paling ideal untuk mencetak generasi emas. Di sana, kecerdasan intelektual ditempa beriringan dengan kematangan spiritual dan karakter akhlakul karimah.

Sinergi Ulama dan Umara

Tasyakuran ke-10 ini juga menjadi simbol harmonisnya hubungan antara Ulama (pemuka agama) dan Umara (pemerintah) di Kabupaten Lebong. Pemerintah menyadari bahwa pembangunan fisik infrastruktur tidak akan kokoh tanpa dibarengi pembangunan mental spiritual yang selama ini dikawal oleh para kiai dan santri.

"Kami butuh doa dan dukungan para santri. Jadilah penyejuk di tengah masyarakat, jadilah perekat persatuan, dan bantu pemerintah mewujudkan Lebong yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga berkah," lanjut arahan tersebut.

Doa untuk Negeri

Acara tasyakuran diisi dengan dzikir bersama, pembacaan shalawat, dan doa untuk keselamatan bangsa serta kemajuan Kabupaten Lebong. Suasana haru sempat menyelimuti ketika doa dipanjatkan untuk para syuhada dan ulama pendahulu yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Peringatan HSN 2025 di Lebong ini menegaskan komitmen daerah untuk terus memberdayakan pesantren sebagai mitra strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berakhlak mulia. (adv)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index