BENGKULU— Meski angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami sedikit penurunan, keselamatan jalan raya tetap menjadi perhatian serius. Data Korlantas Polri mencatat, sepanjang Januari–Juni 2025 terjadi 70.749 kecelakaan, menewaskan 11.262 orang. Jumlah ini memang turun 2,6% dibanding periode yang sama tahun 2024, namun masih menunjukkan betapa perlunya budaya berkendara yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Sepeda motor tetap menjadi kendaraan yang paling banyak terlibat kecelakaan, dengan 94.339 unit terdata pada Semester I 2025. Faktor dominan pemicu insiden adalah kelalaian pengemudi dalam menjaga jarak aman.
Menanggapi kondisi tersebut, PT SAN Putra Sejahtera, pemilik PO. Siliwangi Antar Nusa (PO. SAN), menggelar seminar dan kampanye keselamatan bertema “Membangun Budaya Berkendara Aman dan Bertanggung Jawab” di pool pusat mereka di Bengkulu, Selasa (18/11).
Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan (Sani), menekankan bahwa keselamatan berlalu lintas bukan hanya soal aturan, tetapi sebuah budaya yang harus dibangun sejak kecil dan diperkuat melalui pendidikan.
“Melalui kampanye ini, kami ingin menegaskan bahwa jalan raya adalah ruang publik yang memiliki aturan dan konsekuensi hukum. Kesadaran itu harus tumbuh dari rumah dan sekolah,” ujar Sani, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum IPOMI dan Plt. Sekjen DPP Organda.
Sani menyoroti rendahnya kesadaran keselamatan di jalan, terutama pada anak di bawah umur yang mengendarai sepeda motor ataupun sepeda listrik tanpa keterampilan memadai, tanpa helm, bahkan tanpa SIM.
“Tindakan seperti ini berujung pada kecelakaan fatal, termasuk tabrakan dengan kendaraan besar seperti bus,” kata Sani.
Menurut data Jasa Raharja, kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh terbesar ketiga di Indonesia, serta penyebab utama kematian remaja usia 10–24 tahun. Rata-rata 5 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan.
Sani juga menjelaskan bahwa bus memiliki karakteristik manuver yang berbeda. Selain membutuhkan jarak pengereman lebih panjang (minimal 5–10 meter), bodi bus yang besar juga menciptakan banyak blind spot yang berbahaya bagi pengendara kendaraan kecil.
Wakil Direktur PT SAN Putra Sejahtera, Kurnia Lesari Adnan (Sari), menegaskan bahwa kampanye ini merupakan kontribusi PO. SAN terhadap gerakan nasional keselamatan transportasi.
Acara tersebut turut dihadiri oleh:
AKP Aan Setiawan – Kasatlantas Polresta Bengkulu
R. Soeko Agung Prasetyo – Kanit Operasional & Humas Jasa Raharja Kanwil Bengkulu
Ahmad Wildan, MT – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Kampanye ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah, industri transportasi, dan masyarakat. Selain meningkatkan kesadaran pengendara, PO. SAN juga mendorong pemerintah memperluas layanan angkutan umum dan transportasi pedesaan untuk mengurangi ketergantungan pada sepeda motor.
“Keselamatan harus menjadi gaya hidup bersama, bukan sekadar slogan,” tegas Sari.
Sebagai informasi, SAN Group didirikan oleh H. Hasanuddin Adnan sejak 1978, bermula dari usaha angkutan barang dengan dua truk kecil hingga berkembang menjadi 14 truk besar. Kini, unit transportasi mereka yang dikenal sebagai PO. SAN (Siliwangi Antar Nusa) telah mengoperasikan lebih dari 94 bus premium yang melayani rute Sumatera–Jawa.
PO. SAN terus berinovasi demi memberikan layanan terbaik. Pada 2019 mereka meluncurkan sistem tiket online Buzzit, yang kemudian diperbarui menjadi Buzzit 2.0 pada 2023 sehingga lebih mudah diakses oleh semua kalangan. Dengan moto “Transport With Care”, PO. SAN konsisten menghadirkan perjalanan aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia
