Seluma – Umat Hindu se-Provinsi Bengkulu secara bergotong royong menggalang dana swadaya untuk memperbaiki jalan menuju Griya Tanjung Sari Manuabe di Desa Tanjung Kuaw, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma.
Kondisi jalan sepanjang sekitar lima kilometer dari arah MAN Tumbuan menuju Trans Tanjung Kuaw saat ini rusak cukup parah dan sulit dilalui kendaraan, terutama pada bagian tanjakan ekstrem.
Ketua pelaksana kegiatan, I Ketut Sujana, menjelaskan bahwa kegiatan perbaikan dilakukan secara mandiri oleh umat Hindu karena belum adanya perbaikan dari pemerintah daerah.
“Jalannya mencapai sekitar lima kilometer dari MAN Tumbuan sampai ke Trans Tanjung Kuaw. Karena kondisinya sudah rusak parah, kami umat Hindu se-Provinsi Bengkulu berinisiatif menggalang dana untuk memperbaikinya, terutama di bagian tanjakan ekstrem,” ujar Ketut Sujana.
Ia menuturkan, tahap awal perbaikan difokuskan pada dua titik utama dengan total panjang sekitar 120 meter. Proses pembangunan dilakukan dengan sistem rabat beton, menggunakan dana hasil swadaya umat Hindu Bengkulu dan dukungan dari sejumlah umat Hindu di provinsi lain.
“Untuk tahap awal ini, sekitar 120 meter jalan akan dibangun rabat beton. Dana seluruhnya berasal dari swadaya umat Hindu, total yang terkumpul mencapai Rp59 juta. Biaya pembangunan dua titik jalan sepanjang 120 meter diperkirakan habis Rp55 juta. Bantuan juga datang dari luar Bengkulu, seperti dari Kalimantan, Samarinda, Lombok, dan Sumatera Selatan,” paparnya.
Ketut menambahkan, semangat umat Hindu dalam menggalang dana tidak lepas dari peran Pandita Hindu Ratu Ida Pedanda Gede Rai Putra Manuaba, tokoh spiritual tertinggi umat Hindu di Provinsi Bengkulu yang berdomisili di Griya Tanjung Sari Manuabe.
“Dana swadaya ini bisa terkumpul cukup cepat karena adanya dukungan dan motivasi dari Ratu Ida Pedanda Gede Rai Putra Manuaba. Beliau adalah tokoh spiritual tertinggi kami di Bengkulu, dan kehadirannya menjadi semangat bagi umat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ketut menyampaikan harapan agar pemerintah daerah Kabupaten Seluma dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi infrastruktur di wilayah tersebut.
“Ini bentuk kepedulian kami sebagai umat Hindu di Bengkulu. Harapan kami, ke depan pemerintah daerah dapat menganggarkan pembangunan jalan di wilayah ini. Saat ini kami membangun sesuai kemampuan dana swadaya yang ada,” tambahnya.
Sementara itu, Pandita Hindu Ratu Ida Pedanda Gede Rai Putra Manuaba menyampaikan apresiasinya kepada seluruh umat Hindu dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong tersebut.
“Gotong royong merupakan bentuk kebersamaan dan kepedulian sosial masyarakat dalam bekerja secara sukarela untuk kepentingan bersama. Nilai ini mencerminkan semangat persatuan, solidaritas, dan tanggung jawab bersama dalam membangun lingkungan serta memperkuat hubungan antarwarga,” tuturnya.
“Saya secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, khususnya umat Hindu se-Provinsi Bengkulu, masyarakat Tanjung Kuaw, Bapak Kapolres Seluma, dan semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga tanjakan yang cukup ekstrem bisa diperbaiki,” tambahnya.
Sebagai informasi, kawasan Trans Tanjung Kuaw tidak hanya berfungsi sebagai pemukiman warga. Di desa ini berdiri Griya Tanjung Sari Manuabe, yang menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Hindu se-Provinsi Bengkulu. Selain pura, kawasan ini juga memiliki masjid, sekolah dasar, serta pasraman (sekolah minggu Hindu) yang setiap hari menjadi pusat interaksi sosial dan keagamaan masyarakat lintas iman.
Melalui kegiatan swadaya ini, umat Hindu Bengkulu tidak hanya memperbaiki akses jalan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat Indonesia.