KAUR, IKOBENGKULU.COM— Okta Junaidi tak lagi sibuk mencari uang receh untuk kembalian sejak beberapa bulan terakhir. Di toko kerupuk Keite miliknya di Jalan Merawan, Sawah Lebar Baru, Kota Bengkulu, kini cukup sebuah ponsel dan kode QR yang menempel di depan meja jualannya.
“Pembeli tinggal scan pakai aplikasi, uang langsung masuk ke rekening,” ujarnya sambil tersenyum, Sabtu (27/9/2025).
Kerupuk Keite khas Kaur, yang renyah dan gurih itu, memang jadi andalan Okta sejak beberapa tahun lalu. Namun, yang membuat dagangannya kian laris justru bukan hanya rasa, melainkan kemudahan pembayaran.
Sejak BRI memperluas layanan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke UMKM, banyak pembeli—terutama anak muda—lebih suka membayar secara digital ketimbang uang tunai.

Dari Tunai ke Digital
“Dulu kalau belanja, orang bawa uang pas atau ribet nunggu kembalian. Sekarang lebih praktis, cukup scan saja,” kata Okta.
Setiap hari, ia mengaku menerima puluhan transaksi via QRIS dengan nilai bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp100 ribu.
Perubahan perilaku konsumen ini juga membuat omzet Okta meningkat. Selain karena transaksi jadi lebih lancar, ia merasa dagangannya terlihat lebih “modern” di mata pembeli. “Anak-anak muda bilang keren, jualan kerupuk tapi bayarnya bisa cashless,” ujarnya sambil terkekeh.