Bengkulu – Program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah menjadi sorotan utama dalam agenda Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M. Pada Kamis (4/9/2025), Destita menggelar pertemuan penyerapan aspirasi masyarakat di Tanah Patah, Kota Bengkulu, yang turut dihadiri Tini Rahayu serta masyarakat Kota Bengkulu.
Dalam forum tersebut, masyarakat menyampaikan beragam persoalan yang masih dirasakan dalam pelaksanaan program KIP Kuliah. Beberapa di antaranya ialah keterbatasan kuota penerima yang tidak sebanding dengan jumlah pendaftar, proses verifikasi data yang dinilai rumit, hingga ketidaksesuaian data kemiskinan daerah dengan sistem pusat.
Selain itu, keterlambatan pencairan dana juga menjadi keluhan yang sering muncul karena berdampak langsung pada kebutuhan hidup mahasiswa.
“Banyak calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang sebenarnya layak, namun gagal menerima KIP hanya karena persoalan administratif,” ungkap salah seorang peserta. Aspirasi lainnya juga menyoroti perlunya pemerataan kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di Bengkulu.
Menanggapi hal tersebut, Destita menegaskan bahwa seluruh aspirasi akan ditindaklanjuti melalui Komite III DPD RI yang membidangi pendidikan. Ia juga berkomitmen menyusun rekomendasi tertulis kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar kebijakan KIP Kuliah lebih tepat sasaran.
“KIP Kuliah adalah instrumen penting untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi keluarga kurang mampu. Karena itu, kami akan mendorong pemerintah pusat menambah kuota, menyederhanakan mekanisme verifikasi, dan memastikan pencairan dana tepat waktu,” tegas Destita.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi data kemiskinan antara pusat dan daerah, serta perlunya forum konsultasi rutin antara penerima beasiswa, kampus, dan pemerintah agar program berjalan transparan.
Pertemuan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.30 WIB ini ditutup dengan optimisme. Aspirasi yang dihimpun diharapkan menjadi masukan berharga dalam memperjuangkan kebijakan pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan di Provinsi Bengkulu.