Merah Putih 200 Meter di Langit Rejang Lebong

Merah Putih 200 Meter di Langit Rejang Lebong
arnaval budaya di Rejang Lebong semarakkan pengibaran merah putih 200 meter./ist

REJANG LEBONG, IKOBENGKULU.COM- Angin siang di Danau Mas Harun Bastari, Senin 18 Agustus 2025, berhembus kencang. Dari kejauhan, ribuan pasang mata menengadah ke langit. Seekor “naga putih-merah” seakan membelah udara: bendera sepanjang 200 meter terbentang, dibawa paralayang yang melayang di atas danau. Tepuk tangan membahana, suara riuh bersahut-sahutan. Hari kemerdekaan di Rejang Lebong menjelma pesta rakyat.

Karnaval Jalanan

Pagi tadi, arak-arakan karnaval dilepas dari Lapangan Sambirejo. Sebanyak 33 tim tampil, mulai dari parade hasil bumi, seni pertunjukan, hingga sound horeg mini. Musik yang menghentak memicu warga bergoyang sepanjang jalan, bahkan menyelipkan uang saweran kepada peserta.

“Bahagia dan istimewa,” seru Yatno, warga Karang Jaya, sambil tertawa lepas. Ia tak sendiri. Ribuan orang memenuhi ruas jalan, menyambut meriah iring-iringan. “Sudah lama tidak ada perayaan seperti ini. Rasanya benar-benar pesta rakyat,” kata Dodi, pengunjung lain, dengan wajah sumringah.

Janji Bupati

Di panggung utama, Bupati Rejang Lebong, H.M. Fikri Thobari, tak kuasa menyembunyikan senyumnya. Ia menyebut festival ini sederhana, tapi penuh makna kebersamaan. “Tahun depan kita bikin lebih spektakuler,” janjinya, menegaskan harapan agar acara semacam ini menjadi ikon wisata baru daerah.

Fikri percaya, festival budaya di Danau Mas bisa menjadi magnet. “Wisatawan datang, menginap, makan, belanja produk UMKM. Dampaknya kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Gotong Royong di Balik Layar

Pesta ini bukan hanya milik pemerintah daerah. Organisasi Perangkat Daerah menggelar bazar, makanan-minuman dibagikan gratis. Pengelola Danau Mas, Benny Irawan, bahkan menggratiskan tiket masuk.

Camat Selupu Rejang, Meilinda, mencatat ada 3.000 peserta karnaval. Semua dibiayai secara swadaya. “Bukan hanya hiburan, tapi sarana mempererat persaudaraan sekaligus memperkenalkan budaya daerah. Swadaya warga mencerminkan semangat gotong royong,” katanya.

Lebih dari Seremoni

Ketika senja menutup hari, warga berangsur pulang. Namun, di langit ingatan mereka, merah putih sepanjang 200 meter masih berkibar. Simbol sederhana yang menegaskan: kemerdekaan bukan sekadar upacara tahunan, melainkan ruang bersama untuk merayakan kebersamaan. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index