Bengkulu – Suasana pagi di Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) kian semarak dengan kehadiran para pengunjung yang menikmati suasana tenang dan memukau di tengah Kota Bengkulu. Warga lokal maupun perantau ramai-ramai datang sejak subuh, mencari spot terbaik untuk merasakan kesejukan dan panorama danau yang menawan.
Sejak pagi, tampak pengunjung memenuhi tepi danau. Ada yang mengabadikan momen dengan latar air , ada pula yang menikmati jajanan khas seperti jagung bakar dan kelapa muda. Aktivitas memancing juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin bersantai lebih lama
“Udaranya sejuk sekali, pemandangannya indah, cocok untuk refreshing bersama keluarga, teman, dan pasangan” ujar Riziawan
Tak hanya pesona alam, DDTS kini juga tengah dibenahi dari sisi infrastruktur. Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menyelesaikan pembangunan jalan layang untuk memperbaiki akses kendaraan, sekaligus menyiapkan fasilitas baru seperti perahu dayung, jogging track, panggung pertunjukan, hingga kios kuliner dan souvenir.
Dengan akses yang semakin mudah dan fasilitas yang terus ditingkatkan, Danau Dendam Tak Sudah diharapkan dapat menjadi ikon wisata alam Bengkulu yang tidak hanya memikat mata, tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Wajib Beli Makan
Kawasan wisata Danau Dendam Tak Sudah kembali menjadi perbincangan di kalangan warga Kota Bengkulu. Pasalnya, sejumlah pengunjung mengeluhkan kebiasaan sebagian pedagang yang meminta pengunjung membayar atau memesan sesuatu meski hanya duduk santai di sekitar danau.
Ibu Sri, salah satu pedagang yang sudah lama berjualan di kawasan tersebut, menjelaskan alasan mengapa pengunjung yang hanya duduk tetap diminta untuk memesan makanan atau minuman.
“Ya, masalahnya kan kita di sini jualan. Kalau mereka datang dan belanja, ya kita kasih tempat duduk, kan? Tapi kalau cuma sekadar duduk, ga belanja sama sekali, ya ga etis rasanya. Jadi, apa gunanya kita pedagang kalau orang cuma datang duduk aja”
Sementara itu, Habib, salah satu pengunjung, menilai permintaan pedagang tersebut masih wajar selama pengelolaan tempat duduk memang menjadi tanggung jawab mereka.
“Kalau memang aturannya yang duduk di kursi itu harus belanja ya belanja lah, lima ribu, sepuluh ribu, itu wajar. Namanya juga orang nyari duit. Kalau kita duduk di fasilitas sudah disiapkan tapi kita ga pesan minuman dan enggak beli jajan kan malu juga,” ujar habib
Persoalan ini menjadi cermin penting bagi pengelolaan kawasan wisata ke depannya, agar tercipta kesepahaman antara pedagang, pengunjung, dan pemerintah dalam menciptakan suasana yang nyaman serta saling menghargai. (Ibra)