Bengkulu – Di tengah maraknya supermarket dan penjualan ikan secara daring, pedagang ikan tradisional masih mampu bertahan. Salah satunya adalah Bapak Antono, yang telah berjualan ikan selama lebih dari 30 tahun di Pasar Panorama, Kota Bengkulu.
Dalam wawancara khusus, Pak Antono menceritakan suka duka menjadi pedagang ikan tradisional. Meskipun persaingan kian ketat, ia tetap optimistis karena memiliki pelanggan tetap dan menjual ikan segar hasil tangkapan lokal dari Pulau Baai.
“Ikan yang saya jual beragam. Harganya sekitar Rp30.000 per kilogram. Tapi bisa juga beli setengah kilo, bahkan Rp10.000 pun kami layani, tergantung permintaan konsumen,” ujar Pak Antono.
Baginya, kejujuran dan menjaga kualitas adalah kunci utama dalam mempertahankan usaha. Ia pun tidak segan menurunkan harga saat stok berlebih agar ikan cepat habis dan tidak terbuang sia-sia.
Pak Antono juga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap pedagang tradisional.
“Terutama soal fasilitas pasar dan distribusi ikan dari nelayan ke pedagang kecil. Kami butuh dukungan agar bisa terus bertahan,” tambahnya.
Meski sederhana, kisah Pak Antono menjadi potret keteguhan pedagang tradisional yang tetap eksis di tengah perubahan zaman. (Avfer)
