Pakaian Bekas Branded Masih Jadi Pilihan Warga Bengkulu

Pakaian Bekas Branded Masih Jadi Pilihan Warga Bengkulu

IKOBENGKULU.COM — Fenomena thrifting atau berburu pakaian bekas berkualitas kini semakin digemari anak muda. Tidak hanya karena harganya yang terjangkau, thrifting juga dinilai sebagai gaya hidup yang ramah lingkungan dan mendukung ekspresi diri melalui fashion.

Di berbagai kota, termasuk Bengkulu, pasar-pasar loak dan toko-toko secondhand mulai ramai dikunjungi anak-anak muda. Mereka dengan teliti memilih pakaian bekas impor maupun lokal, mulai dari jaket vintage, kemeja flanel, celana jeans, hingga aksesori unik yang sulit ditemukan di toko pakaian modern.

“Aku suka thrifting karena bisa dapet baju yang unik dan beda dari yang lain. Harganya juga jauh lebih murah,” ujar Hasbi, seorang mahasiswa yang rutin berburu pakaian bekas 

Selain di pasar tradisional, thrifting juga menjamur secara online melalui media sosial dan platform e-commerce. Banyak anak muda kini menjadi pelapak thrift, menjual kembali pakaian-pakaian hasil kurasi mereka dengan harga bersahabat.

Tak hanya soal gaya, sebagian anak muda juga mulai menyadari dampak positif thrifting terhadap lingkungan. Industri fashion merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia, dan thrifting dianggap sebagai alternatif untuk mengurangi konsumsi pakaian baru secara berlebihan.

“Dengan thrifting, kita ikut mengurangi limbah tekstil. Satu baju bekas yang kita pakai ulang berarti satu baju baru yang tidak perlu diproduksi,” kata Rofi, penjual baju thrifting

Meski masih ada stigma terkait pakaian bekas, namun kini citra thrifting perlahan berubah menjadi sesuatu yang keren dan kreatif. Bahkan, beberapa selebgram dan influencer fashion turut mempopulerkan gaya thrift look sebagai bagian dari personal branding mereka. (Resky Jumadiansyah)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index