TIDAR Bengkulu Suarakan Kemanusiaan untuk Pulau Enggano

TIDAR Bengkulu Suarakan Kemanusiaan untuk Pulau Enggano
Ketua PD TIDAR Bengkulu, Sandhy Cahyadi,

IKOBENGKULU.COM,  – Ketua PD TIDAR Bengkulu, Sandhy Cahyadi, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi masyarakat Pulau Enggano yang terpuruk akibat terhentinya transportasi laut. Dalam upayanya menyuarakan gerakan “SAVE ENGGANO”, TIDAR berkomitmen mendorong Pemerintah Provinsi Bengkulu bersinergi dengan Pelindo untuk segera mengatasi persoalan yang tengah dihadapi warga.20 Juni 2025

Selama lebih dari satu bulan, aktivitas perekonomian di Enggano terhenti sejak terjadinya pendangkalan dermaga Pulau Baai. Dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan akses ke pusat kota Bengkulu untuk mendapatkan layanan kesehatan. “Kami sangat berharap pemerintah provinsi bisa segera mengambil langkah untuk memperbaiki situasi ini,” ujar Sandhy.

Melalui organisasi sayap pemuda Partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (TIDAR), Sandhy mengusulkan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Salah satunya, memanfaatkan pelabuhan di Kaur sebagai alternatif, serta mengombinasikan pengangkutan hasil pertanian melalui metode double handling antara kapal besar dan kapal nelayan. Skema ini diharapkan mampu membuka kembali jalur distribusi hasil panen masyarakat Enggano yang selama ini tertahan di pulau.

Dilansir dari teropongpublik.com, Milson Kaitora selaku pimpinan kepala suku di Enggano menekankan pentingnya akses transportasi laut bagi petani. “Biaya panen tidak sebanding dengan harga jual, membuat banyak petani memilih untuk tidak memanen,” ungkapnya. Hal ini memperkuat relevansi peran TIDAR yang berpihak pada aspirasi dan kebutuhan warga.

Sebagai bentuk keberpihakan kepada rakyat, Sandhy juga menyarankan agar Pemerintah Provinsi Bengkulu mempertimbangkan langkah strategis dan jangka panjang. “Saya mendengar bahwa pemerintah provinsi bengkulu berkeinginan untuk membeli pesawat, ini menunjukan kemampuan pemerintah provinsi bengkulu dalam memiliki aset. Jika kepentingan aset bisa direncanakan dengan baik dan cepat. Harusnya, polemik yang terjadi di enggao bisa terselesaikan dengan lebih cepat juga dengan biaya yang sangat minim daripada pembelian pesawat, sehingga alokasi anggaran bisa benar dirasakan sebagai  bentuk bantu rakyat,” jelasnya.

Krisis ekonomi di Pulau Enggano semakin dalam. Kebutuhan dasar sulit dipenuhi karena hasil pertanian tidak dapat dijual keluar pulau. Pendukung TIDAR di wilayah tersebut bahkan menyuarakan agar ada kebijakan darurat yang dapat meringankan beban masyarakat, seperti potongan tarif PDAM, hingga solusi permanen diberlakukan.

TIDAR Bengkulu menegaskan, mereka akan terus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Pulau Enggano sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan politik. “Ini adalah panggilan kemanusiaan, dan semua pihak harus bergandengan tangan menyelesaikan permasalahan ini demi masa depan yang lebih baik bagi warga Enggano,” tutup Sandhy Cahyadi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index