Pengemis Tua Peluk Walikota Bengkulu, Momen Haru yang Menggugah Empati

Pengemis Tua Peluk Walikota Bengkulu, Momen Haru yang Menggugah Empati
Seorang pengemis tua memeluk erat Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi./IST/MC

Bengkulu, Ikobengkulu.com – Suasana pagi di Bundaran Fatmawati, Simpang Lima, berubah haru ketika seorang pengemis tua memeluk erat Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi. Momen mengharukan itu terjadi saat Dedy tengah memberikan arahan kepada para kepala OPD usai meninjau taman dan air mancur patung Fatmawati.

Di tengah kesibukannya, pandangan Dedy tertuju pada seorang pengemis perempuan, sekitar 60 tahunan, yang duduk diam di trotoar. Wajahnya menyorotkan kelelahan, namun matanya penuh perhatian mendengar arahan yang disampaikan walikota. Tanpa ragu, Dedy melangkah mendekatinya.

"Ibu, ibu kenapa mengemis? Ibu nggak boleh mengemis. Ibu sekarang pulang ya," ujar Dedy dengan lembut, sembari merogoh kantong jaketnya dan menyerahkan sejumlah uang kepada pengemis tersebut.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata sang pengemis. Tanpa kata, ia langsung memeluk Dedy, seolah ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya dalam satu pelukan erat. Suasana di sekitar mendadak hening, menyisakan kehangatan kemanusiaan di tengah hiruk-pikuk kota.

Tak ingin sekadar memberi uang, Dedy pun memastikan sang ibu memiliki akses bantuan. "Pulang ya. Kalau ibu tidak ada beras, kasih tahu, lapor ke RT, nanti ada yang ngantar beras ke rumah. Kalau sakit, ada BPJS gratis. Jangan lagi minta-minta, tidak boleh," pesannya penuh perhatian.

Tak berselang lama, seorang pengemis lain yang lebih tua datang menghampiri. Dengan raut wajah berharap, ia menyapa walikota. Seperti sebelumnya, Dedy dengan sigap memberikan bantuan dan menyarankan agar tidak lagi mengemis. "Kalau ada masalah, kita bantu. Jangan minta-minta lagi," ujarnya tegas namun tetap penuh kasih.

Saat diwawancarai, Dedy menegaskan bahwa Kota Bengkulu harus bebas dari gelandangan dan pengemis. "Sekarang kalau dia mengemis, apa masalahnya? Kalau karena tidak ada beras, minta beras ke BazNas. Kalau ada keluarga sakit tapi tidak ada biaya, urus BPJS gratis," jelasnya.

Momen kecil ini menjadi cermin kepedulian seorang pemimpin terhadap warganya. Bukan hanya sekadar memberi bantuan, tetapi juga memastikan mereka memiliki solusi jangka panjang. Keberpihakan kepada rakyat kecil bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga tentang empati yang nyata—dan hari itu, empati itu terwujud dalam pelukan hangat seorang pengemis tua kepada walikotanya. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index