IKOBENGKULU.COM- Budidaya jamur tiram kini menjadi salah satu usaha agribisnis yang menarik perhatian masyarakat. Dengan proses budidaya yang relatif mudah dan biaya yang terjangkau, jamur tiram banyak dilirik sebagai sumber penghasilan baru. Selain itu, tingginya minat masyarakat terhadap makanan sehat turut mendorong permintaan terhadap jamur tiram yang kaya akan gizi.
Samadi Pemilik Raflesia Jamur Bengkulu mengatakan "Awalnya setelah resign bingung mau usaha apa, sementara saya tidak punya lahan yang luas, sedangkan teman-teman saya banyak yang punya kebun sawit 5-10 hektar, saya berpikir bagaimana dengan lahan yang sempit itu bisa memiliki penghasilan seperti orang yang punya kebun sawit, akhirnya muncul ide untuk budidaya jamur," ujar Samadi. Budidaya jamur tiram tergolong mudah dan dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti di rumah, pekarangan, atau bahkan di lahan sempit.
Samadi menjelaskan, Budidaya jamur tiram dimulai dari persiapan media tanam yang biasa disebut baglog. Media ini dibuat dari serbuk gergaji kayu yang dicampur dengan bekatul atau dedak padi halus dan kapur, lalu dimasukkan ke dalam plastik khusus. Media tersebut kemudian dipanaskan atau disterilisasi agar bebas dari kontaminasi bakteri.
Setelah media siap, bibit jamur tiram dimasukkan ke dalam baglog dan diletakkan di ruang inkubasi. Pada fase ini, suhu dan kelembapan ruangan harus dijaga agar pertumbuhan jamur optimal. Idealnya 20- 25 derajat Celsius, ujar Samadi.
Dalam waktu dua hingga tiga minggu, jamur tiram akan mulai muncul dan siap dipanen. Jamur tiram bisa dipanen hingga 3-4 kali dari setiap baglog, sehingga memberikan hasil yang cukup menguntungkan. "Untuk hasil panennya kita jual Rp 25.000 perkilogram kalau beli langsung disini tapi kalau dipasar mungkin Rp 30.000 sampai Rp 40.000 perkilogram," ujar Samadi.
Selain keuntungan finansial, budidaya jamur tiram juga berdampak positif bagi lingkungan. Media tanam yang digunakan, seperti serbuk kayu dan bekatul, merupakan limbah yang mudah ditemukan dan sering kali tidak terpakai. Pemanfaatan limbah ini menjadikan budidaya jamur tiram sebagai usaha yang ramah lingkungan.
Dari segi keuntungan, budidaya jamur tiram bisa memberikan hasil yang menjanjikan, terutama bagi pemula yang ingin mencoba usaha tanpa modal besar. Dengan prospek yang cerah dan modal usaha yang relatif kecil, budidaya jamur diprediksi akan terus berkembang dan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Penulis: Seftiana
Foto : M. Arief Dwi Anandifa