Peran Kritis Perempuan dalam Pilkada 2024: Membangun Kesetaraan dan Masyarakat yang Lebih Adil

Peran Kritis Perempuan dalam Pilkada 2024: Membangun Kesetaraan dan Masyarakat yang Lebih Adil
Wahyu Widiastuti, S.Sos., M.Si (kiri) bersama Drs. Heri Supriyanto, M.Si (tengah) dan Fonika Thoyib, M.I.Kom (kanan) dalam sosialisasi "Peran Perempuan Memilih Kritis dan Berkualitas," membahas pentingnya partisipasi perempuan dalam Pilkada 2024 (FOTO: YU

IKOBENGKULU.COM  – Di tengah persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, perempuan memegang peranan penting dalam memastikan proses pemilihan yang lebih inklusif dan adil.

Dalam sosialisasi bertajuk "Peran Perempuan Memilih Kritis dan Berkualitas" yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu dan Jaringan Peduli Perempuan Bengkulu (JPBB), akademisi sekaligus aktivis perempuan, Wahyu Widiastuti, S.Sos., M.Si, menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam politik sebagai langkah menuju kesetaraan gender.

Bertempat di Besurek Room, Hotel Santika, Wahyu menyoroti bahwa keterlibatan perempuan dalam politik bukan sekadar angka, melainkan langkah strategis untuk menciptakan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.

"Perempuan memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan politik yang lebih adil. Partisipasi mereka akan membantu menciptakan kesetaraan dalam kesempatan dan kemajuan bagi semua," ujar Wahyu, Senin (9/10/2023).

Perempuan: Penggerak Perubahan Sosial dan Politik

Sosialisasi "Peran Perempuan Memilih Kritis dan Berkualitas," membahas pentingnya partisipasi perempuan dalam Pilkada 2024 (FOTO: YUD)

Menurut Wahyu, perempuan kini memiliki peran yang semakin signifikan dalam dinamika politik. Mereka tidak lagi terbatas pada ruang privat, tetapi juga aktif berkontribusi di ruang publik, termasuk dalam politik. Kemampuan perempuan dalam berpikir kritis, menyusun strategi, dan memperjuangkan kepentingan mereka sendiri semakin diakui.

"Dikotomi antara ranah privat dan publik telah hancur. Kini, perempuan memiliki peran penting dalam kepemimpinan politik," tegas Wahyu.

Selain itu, Wahyu menekankan pentingnya kesadaran hukum dan hak-hak politik bagi perempuan. Kesadaran ini memungkinkan perempuan untuk terlibat secara aktif dalam demokrasi, terlindungi dari tekanan atau intimidasi, dan bebas dari disinformasi.

"Kesadaran ini penting agar perempuan tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga mengambil peran dalam kepemimpinan politik," tambahnya.

Pentingnya Partisipasi Perempuan dalam Pilkada

Partisipasi perempuan dalam Pilkada 2024, menurut Wahyu, akan memastikan representasi yang lebih inklusif dan mengurangi ketimpangan gender dalam politik. Ia menegaskan bahwa keterlibatan perempuan adalah bentuk nyata dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan.

"Partisipasi perempuan dalam pemilu adalah hak konstitusional yang dijamin oleh undang-undang, dan itu harus dimanfaatkan sepenuhnya," ungkap Wahyu.

Memilih Kandidat dengan Rekam Jejak Terbaik

Pengamat politik, Drs. Heri Supriyanto, M.Si, yang turut hadir, juga menyoroti pentingnya perempuan dalam memilih kandidat yang memiliki rekam jejak dan kapasitas yang terbukti. Ia menegaskan bahwa perempuan harus cermat dalam memilih calon pemimpin yang benar-benar berkapasitas.

"Perempuan harus tahu rekam jejak kandidat dan memilih mereka yang memiliki kapasitas, kapabilitas, serta terbukti berbuat nyata untuk masyarakat," ujar Heri. Hal ini, lanjutnya, akan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mampu membawa perubahan yang positif.

Peran Perempuan di Komunitas

Lebih lanjut, Wahyu menyoroti peran perempuan sebagai pemimpin opini di keluarga dan penggerak di masyarakat. Perempuan, menurutnya, tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu mengadvokasi isu-isu sosial dan politik.

"Perempuan adalah agen perubahan sosial. Mereka mampu mengatasi hambatan sosial dan memperkuat keterlibatan perempuan lain dalam proses politik dan sosial," jelas Wahyu.

Waspadai Bahaya Hoaks di Pilkada

Fonika Thoyib, M.I.Kom, Koordinator JPBB, turut memberikan peringatan mengenai bahaya hoaks menjelang Pilkada. Ia menyampaikan bahwa informasi palsu sering kali digunakan untuk memecah belah masyarakat dan menciptakan polarisasi politik yang tidak sehat.

"Hoaks sering kali muncul dengan judul bombastis dan narasi provokatif. Dampaknya bisa sangat besar, mulai dari kegaduhan sosial hingga hilangnya kepercayaan publik," ujar Fonika.

Ia mendorong masyarakat untuk lebih cerdas dalam menyaring informasi, mengandalkan sumber tepercaya seperti portal berita utama dan media arus utama, agar tidak terjebak dalam disinformasi.

Harapan untuk Pilkada 2024

Dengan semakin banyaknya perempuan yang sadar akan hak-hak politik mereka dan mampu memilih secara kritis, diharapkan Pilkada 2024 dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas serta kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap isu-isu perempuan dan masyarakat luas. ***

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index