JAKARTA, IKOBENGKULU.COM - Perusahaan-perusahaan media nasional kini berlomba-lomba mendorong inovasi produk demi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Hukumonline, salah satunya, telah memanfaatkan generative Artificial Intelligence (AI) untuk mengembangkan produk di luar jurnalistik.
“Sekarang Hukumonline mengaplikasikan generative AI. Kami melihat ini sebagai peluang untuk mengemas informasi menjadi lebih menarik, dengan dampak yang lebih kuat,” kata Chief Executive Officer, Arkka Dhiratara, dalam diskusi di Indonesia Digital Conference 2024 yang digelar di Hotel Santika Premiere, Jakarta (28/8/2024).
Ia mengakui bahwa inovasi ini telah mempermudah penjualan produk mereka.
Arkka menjelaskan bahwa produk terbaru mereka, “Ask Hukumonline,” memungkinkan pengguna mendapatkan informasi hukum yang komprehensif dan terverifikasi.
Inovasi ini tercipta karena Hukumonline berusaha menciptakan ekosistem yang mendukung perubahan, meskipun diakui bahwa inovasi tidak selalu berhasil tanpa tantangan.
"Kalau kita punya tiga sampai empat ide, paling tidak ada satu yang berhasil. Oleh karena itu, semua harus dikalkulasi," tambah Arkka.
Sementara itu, Tempo hadir dengan konsep single brand. Tim redaksi menciptakan nilai melalui artikel yang kemudian disampaikan oleh tim IT kepada konsumen.
Konsep ini menjadi kerangka kerja bagi Tempo Digital untuk memperkenalkan Tempo sebagai satu merek, yaitu Tempo Digital.
"Kami ingin dikenal sebagai Tempo yang hanya ada satu, yaitu Tempo Digital. Bukan Majalah Tempo atau Tempo.co," jelas CTO Tempo Digital, Heru Tjatur TWP.
Tempo juga melakukan optimalisasi aset digital dengan mengelola arsip dari tahun 1971.
Selain Hukumonline dan Tempo, KBR68H berbagi pengalaman berinovasi sebagai perusahaan media dengan DNA audio. Sebelum podcast menjadi populer, KBR68H sudah memulai inovasi podcast pada tahun 2018.
“Kami juga membuat Podcaster Hunt, mendampingi anak muda memahami hoaks, sambil menyematkan nilai-nilai keberagaman,” ungkap Editor in Chief KBR.id, Citra Dyah Prastuti.
Perusahaan juga mengembangkan Gerakan Indonesia Baik untuk mendorong inklusivitas di Indonesia.
Jawa Pos juga mengambil langkah inovatif. Direktur Jawa Pos, Hidayat Jati, menyatakan bahwa pada tahun 2022, perusahaan mencapai konsensus untuk mengadopsi budaya kerja dan strategi baru.
Perusahaan memutuskan untuk mengatur biaya secara militan, baik untuk koran maupun produk digitalnya.
Jawa Pos, dengan lebih dari 60 domain lokal di seluruh Indonesia, kini fokus pada empat langkah konkret: memperkuat person-in-charge (PIC) yang tepat, fokus pada kualitas dibandingkan kuantitas, membangun mindset baru terkait kompensasi berbasis hasil, dan mendorong kolaborasi.
"Untuk old media, ini tidak mudah," kata Hidayat.
Inovasi yang dilakukan oleh Hukumonline, Tempo, KBR68H, dan Jawa Pos menjadi contoh nyata bagaimana media di Indonesia dapat beradaptasi dan berkembang untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan. ***