Menghadapi Perubahan Iklim: Kebangkitan Petani Kopi Wanita di Kepahiang

Menghadapi Perubahan Iklim: Kebangkitan Petani Kopi Wanita di Kepahiang
Seorang petani kopi wanita tengah memungut biji kopi yang baru saja dipanen dengan latar belakang perkebunan kopi yang luas di Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang. (FOTO: Dok/Ikobengkulu)

IKOBENGKULU.COM - Di sudut terpencil Kabupaten Kepahiang, dimana aroma kopi yang khas mengudara, terjadi sebuah pergerakan unik dan inspiratif yang dipelopori oleh sekelompok wanita tangguh.

Ini adalah kisah tentang bagaimana petani kopi wanita dari Desa Batu Ampar dan Desa Pungguk Meranti tidak hanya menghadapi tantangan perubahan iklim tetapi juga mengambil langkah proaktif untuk beradaptasi dan bertahan hidup melalui inisiatif yang luar biasa: pengajuan Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) tentang Desa Kopi Tangguh Iklim.

Awal Mula Perjuangan

Dorongan untuk bertindak muncul dari kenyataan keras yang mereka hadapi setiap hari.

"Dampak perubahan iklim telah secara nyata mempengaruhi kehidupan kami, khususnya dalam produksi kopi," kata Supartina Paksi, salah satu petani inisiatif.

Dari penurunan kualitas dan kuantitas panen hingga biaya perawatan yang meningkat, dampak tersebut telah mengancam sumber penghidupan utama mereka dan, oleh karena itu, kesejahteraan keluarga mereka.

Proses Pembuatan Ranperdes

Pengajuan Ranperdes tidak terjadi secara spontan. Ini adalah hasil dari konsultasi intensif dengan pemerintah desa, BPD (Badan Permusyawaratan Desa), tokoh adat, agama, perempuan, dan pemuda.

"Melalui pertemuan dan diskusi, kami berhasil mendapatkan dukungan dan masukan penting untuk rancangan kami," ungkap Ema Susana, menandai proses partisipatif dalam penyusunan Ranperdes.

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index