ACEH TAMIANG – Di tengah gemuruh arus banjir bandang yang menerjang Desa Bundar, Kecamatan Karangbaru, akhir November lalu, Roji hanya bisa pasrah. Air setinggi empat meter telah mengepung rumahnya. Harapannya menipis saat bantuan yang dinanti tak kunjung tiba, sementara bangunan tempat berlindung keluarganya mulai goyah dihantam arus.
Namun, di tengah keputusasaan itu, sosok Sersan Satu (Sertu) Giman Saputra muncul. Tanpa perahu karet atau peralatan canggih, anggota Kodim 0117/Aceh Tamiang itu datang membawa harapan.
Evakuasi Lewat Jendela

"Pak Giman menyelamatkan kami pakai ban. Kami panggil tim SAR tidak datang. Kami tidak tahu lagi harus minta tolong ke siapa," kenang Roji dengan suara bergetar saat ditemui di kediamannya, Jumat (19/12).
Roji menunjukkan sebuah jendela yang kini menjadi saksi bisu perjuangan hidup dan mati tersebut. Lewat celah sempit itulah, Sertu Giman mengevakuasi Roji beserta empat anggota keluarganya satu per satu. Dengan keberanian luar biasa, sang prajurit bolak-balik menembus arus deras, hanya bermodalkan ban bekas dan seutas tali untuk menarik mereka ke tempat aman.
"Alhamdulillah, dia seperti malaikat yang dikirim untuk kami. Puji Tuhan, kami tidak sanggup membalas kebaikan Pak Giman," ucap Roji penuh haru.
Bagi Sertu Giman, Nyawa di Atas Segalanya

Rumah Roji kini menyisakan kerusakan parah akibat terjangan air, namun harta benda bukanlah fokus Sertu Giman saat itu. Baginya, melihat tetangganya bisa kembali memeluk anak-anak mereka adalah upah yang jauh lebih berharga dari apa pun.
"Perasaan saya cuma satu, senang sekali melihat mereka selamat. Walaupun kondisi rumah rusak parah, yang penting nyawa mereka tertolong," ujar Sertu Giman rendah hati.
Di balik seragam lorengnya, Sertu Giman membuktikan bahwa pengabdian tertinggi seorang prajurit adalah hadir tepat di saat rakyatnya kehilangan harapan. Kini, meski air telah surut, kisah kepahlawanannya dengan seutas tali dan ban bekas akan selalu terukir di ingatan warga Desa Bundar.