India Teken Perjanjian Dagang Bersejarah dengan Eropa, Investasi Mengalir hingga USD 100 Miliar

Senin, 06 Oktober 2025 | 14:56:34 WIB
Konsul Jenderal India di Medan, Ravi Shanker Goel.

IKOBENGKULU.COM — India resmi menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan empat negara Eropa—Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein—yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA). Kesepakatan bertajuk India–EFTA Trade and Economic Partnership Agreement (TEPA) ini mulai berlaku 1 Oktober 2025, menandai babak baru hubungan ekonomi India dengan kawasan Eropa non-Uni Eropa.

Perjanjian yang diteken di New Delhi pada 10 Maret 2024 itu disebut-sebut sebagai kesepakatan paling ambisius India dalam dua dekade terakhir. TEPA bukan hanya soal tarif ekspor-impor, tapi juga tentang investasi dan penciptaan lapangan kerja—sesuatu yang belum pernah dimasukkan India dalam perjanjian dagang sebelumnya.

Target Besar: USD 100 Miliar dan Satu Juta Pekerjaan

Lewat TEPA, negara-negara EFTA berkomitmen menanamkan investasi langsung asing senilai USD 100 miliar di India dalam 15 tahun ke depan. Dari arus modal itu, pemerintah India menargetkan terciptanya satu juta lapangan kerja langsung.
“Ini bukan sekadar FTA. Ini tentang masa depan industri, tenaga kerja muda, dan kepercayaan terhadap ekonomi India,” ujar pejabat Kementerian Perdagangan India dalam siaran persnya.

Perjanjian ini mencakup 14 bab yang mengatur akses pasar barang dan jasa, aturan asal barang, investasi, hak kekayaan intelektual, hingga pembangunan berkelanjutan. Fokus utamanya adalah membuka pasar Eropa bagi ekspor India, sekaligus memperkuat posisi India sebagai pusat manufaktur dan teknologi di Asia.

Swiss dan Norwegia Jadi Motor Penggerak

Di antara empat negara EFTA, Swiss menjadi mitra dagang terbesar India, disusul Norwegia. Blok EFTA menawarkan pembebasan bea masuk untuk 100 persen produk non-pertanian India dan keringanan tarif untuk produk olahan pertanian. Sebaliknya, India membuka 82,7 persen lini tarif bagi produk EFTA, dengan tetap melindungi sektor-sektor sensitif seperti farmasi, alat kesehatan, dan pertanian.

Selain itu, TEPA membuka jalan bagi pengakuan bersama (Mutual Recognition Agreement) di bidang profesi seperti keperawatan, akuntansi, dan arsitektur. Ini berarti profesional India kini berpeluang bekerja lebih mudah di negara-negara EFTA.

Lompatan untuk Ekspor India

Pemerintah India menilai TEPA akan memperluas peluang bagi berbagai sektor.

  • Pertanian dan pangan olahan seperti kopi, teh, beras, biskuit, dan cokelat akan mendapat akses bebas bea ke pasar premium Eropa.
  • Tekstil dan pakaian, yang menjadi tulang punggung ekspor India senilai USD 36,7 miliar pada 2024, diprediksi melonjak dengan tarif yang lebih kompetitif.
  • Permata dan perhiasan tetap mendapat perlakuan bebas bea, terutama di Swiss dan Norwegia.

Sektor elektronik, perangkat lunak, dan rekayasa industri mendapat dorongan besar lewat kemudahan investasi dan transfer teknologi.

Untuk industri kimia dan farmasi, tarif ekspor yang semula mencapai 54 persen akan dihapus secara bertahap. Pemerintah memperkirakan ekspor produk-produk berbasis bahan kimia bisa naik hingga 40 persen dalam lima tahun ke depan.

Dimensi Hijau dan Inklusif

TEPA juga membawa misi lingkungan dan keberlanjutan. Perjanjian ini menekankan pentingnya investasi yang ramah lingkungan, pengembangan energi terbarukan, serta pelatihan vokasional bagi tenaga kerja muda.
“Perdagangan yang baik adalah yang tidak hanya menguntungkan ekonomi, tetapi juga manusia dan planetnya,” ujar Konsul Jenderal India di Medan, Ravi Shanker Goel.

Peluang bagi Indonesia

Goel menyebut kesepakatan ini juga membuka ruang kerja sama baru antara India dan negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
“India bukan hanya pasar, tapi juga basis produksi global yang siap menjadi mitra bagi pelaku usaha Indonesia,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, delegasi bisnis besar dari Confederation of Indian Industries (CII) dijadwalkan mengunjungi Sumatera Utara pada 13–14 Oktober 2025. Mereka akan hadir dalam acara Invest North Sumatra yang digelar KADIN dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Delegasi itu berencana menjajaki kerja sama di bidang energi terbarukan, digitalisasi industri, pengolahan limbah, serta teknologi pertanian.

Langkah Strategis India

Dengan TEPA, India kini memiliki pijakan kuat di pasar Eropa non-Uni Eropa. Kesepakatan ini juga mempertegas arah kebijakan Make in India dan Atmanirbhar Bharat (India Mandiri), yang mendorong negeri itu menjadi pusat manufaktur dan inovasi global.

TEPA bukan hanya perjanjian ekonomi, tapi pernyataan kepercayaan diri India di panggung dunia: sebuah ekonomi raksasa yang kini bukan lagi sekadar pasar, melainkan pemain utama dalam membentuk masa depan perdagangan global.***

Terkini