GANZHOU, IKOBENGKULU.COM - Di tengah meningkatnya praktik 'honey-trapping' dalam spionase internasional, Tentara India mengembangkan chatbot AI untuk mengantisipasi penipuan online terhadap para tentaranya.
Taktik ini muncul setelah seorang ilmuwan pertahanan tingkat tinggi India terjebak oleh mata-mata Pakistan yang berpura-pura menjadi wanita, menyebabkan kebocoran informasi sensitif, termasuk tentang misil jelajah supersonik BrahMos.
Chatbot, yang dikembangkan oleh Tentara Wilayah India, akan bekerja melalui WhatsApp untuk mengirim pesan ke tentara yang tidak curiga dan menguji kerentanan mereka terhadap jebakan semacam ini.
"Chatbot AI ini berkomunikasi dengan tentara melalui WhatsApp dan mensimulasikan berbagai skenario untuk mengevaluasi respons mereka," ungkap pejabat Tentara India kepada EurAsian Times.
Banyak laporan di tahun-tahun terakhir menunjukkan personel militer dan eksekutif dari perusahaan pertahanan India telah menjadi sasaran penipuan oleh intelijen Pakistan. Honey-trapping, meski umum digunakan oleh layanan intelijen global, terjadi secara virtual di India.
Chatbot ini akan digunakan oleh perwira komandan atau perwira senior lainnya untuk berinteraksi dengan para tentara dalam unitnya dan mengidentifikasi siapa yang rentan terhadap jebakan tersebut.