30 Ribu Hektare Hutan di Bentang Alam Seblat Hilang, Deforestasi Meningkat Tajam

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:40:51 WIB
Ruma Gajah Sumatera sebagian besar lahan beralih fungsi menjadi perkebunan sawit ilegal yang dipicu oleh kemudahan akses jalan. (IST/ILUSTRASI)

BENGKULU – Data terbaru dari Map Biomas Indonesia mengungkap kondisi memprihatinkan di kawasan Bentang Seblat, Bengkulu. Luas areal hutan yang mengalami kerusakan dan beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dilaporkan telah mencapai angka fantastis, yakni 30.017 hektare.

Analisis citra satelit Sentinel dalam periode singkat, yakni Januari 2024 hingga Oktober 2025, memperkuat temuan tersebut. Terdeteksi adanya 775 titik deforestasi baru dengan luas total mencapai 3.410 hektare di wilayah yang seharusnya menjadi benteng terakhir konservasi.

Jalan Perusahaan Jadi Jalur Perambahan Anggota Koalisi Bentang Seblat, Supintri Yohar, menjelaskan bahwa pemanfaatan jalan di dalam kawasan konservasi TWA Seblat oleh pihak swasta menjadi faktor kunci percepatan kerusakan ini. Jalur tersebut memberikan akses mudah bagi aktivitas illegal farming.

“Di sekitar areal HGU PT Alno saja, yang memanfaatkan jalan tersebut sebagai akses utama, perambahan telah mencapai 5.738 hektare dan kini sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit,” ujar Supintri.

Kerusakan di Wilayah Konsesi Kayu Tak hanya di sekitar jalan sawit, kerusakan masif juga terdeteksi jauh ke dalam wilayah konsesi dua perusahaan kayu. Data menunjukkan adanya titik-titik gundul yang meluas di areal:

  • PT Bentara Arga Timber (BAT): 262 titik seluas 1.239 hektare.
  • PT Anugerah Pratama Inspirasi (API): 243 titik seluas 1.209 hektare.

Dampak Ekologis yang Tak Terbayar Laju deforestasi yang mencapai ribuan hektare dalam satu tahun terakhir ini bukan sekadar angka di atas kertas. Hilangnya tutupan hutan berarti hilangnya koridor jelajah Gajah Sumatera, yang pada akhirnya memicu peningkatan konflik manusia-satwa.

Koalisi menegaskan bahwa tanpa langkah berani dari Kementerian Kehutanan untuk mengaudit ekologis dan menutup akses jalan industri di kawasan TWA Seblat, angka kerusakan ini akan terus membengkak hingga tidak ada lagi hutan yang tersisa untuk satwa dilindungi di Bengkulu.***

Tags

Terkini