Wamenkomdigi Ingatkan Mahasiswa untuk Siap Hadapi Tantangan Besar di Era AI

Sabtu, 25 Januari 2025 | 19:34:29 WIB
Mahasiswa diingatkan untuk bersiap menghadapi dua tantangan besar di era teknologi artificial intelligence (AI), yaitu tantangan digital talent deficit dan pengendalian pemanfaatan teknologi ini untuk kebaikan bersama.

IKOBENGKULU.COM - Mahasiswa diingatkan untuk bersiap menghadapi dua tantangan besar di era teknologi artificial intelligence (AI), yaitu tantangan digital talent deficit dan pengendalian pemanfaatan teknologi ini untuk kebaikan bersama.

"Kita menghadapi dua tantangan besar, pertama kita harus menutup kesenjangan, mempersempit kesenjangan keterampilan digital dan Kedua, memastikan teknologi ini digunakan untuk kebaikan bersama," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Seminar Pendidikan "realizing an inclusive future: STEM Innovation, Regional Development, and affordable higher education" di Universitas Prasetiya Mulya, Kabupaten Tangerang, Banten, dilansir Kamis (23/1/2025).

Nezar mengatakan, berdasarkan data dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital, Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital pada tahun 2023, namun hanya sekitar enam juta talenta yang dapat dipasok.

Oleh karena itu, ia mendorong lulusan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) untuk dapat menutup kesenjangan talenta digital yang akan dialami Indonesia.

"Inovasi STEM bukan hanya tentang teknologi saja, tetapi juga bagaimana kami menggunakan teknologi untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Dan pendidikan tinggi yang terjangkau juga menjadi pilar penting agar kesenjangan kita bisa ditutup," katanya.

Menurut Nezar, ada lima hal besar yang akan membentuk pasar kerja global hingga tahun 2030. Berdasarkan jenis pekerjaannya, akan ada lebih banyak kebutuhan untuk Spesialis Big Data, insinyur Fintech, spesialis AI dan pembelajaran mesin, serta pengembang perangkat lunak dan aplikasi.

"Dari berbagai jenis lapangan kerja tersebut, empat lapangan kerja diprediksi mengalami pertumbuhan pesat, pada periode 2025 hingga 2030 dan semuanya terkait STEM, saya kira," katanya.

Nezar juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menutup kesenjangan talenta digital. Dalam hal ini, pemerintah bersama akademisi dan industri perlu bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum literasi digital, mendorong investasi penelitian dan pengembangan, serta memastikan perguruan tinggi mengakomodir kebutuhan keterampilan digital yang relevan.

"Diperlukan kolaborasi lintas sektor, mulai dari perumusan kebijakan pemerintah yang kondusif bagi pertumbuhan digital. Peran masyarakat dalam mengadvokasi keterampilan serta literasi digital. Dukung akademisi dan perguruan tinggi seperti yang kita lakukan saat ini, " jelasnya.

Wamenkomdigi mengapresiasi anggota komunitas Universitas Prasetiya Mulya yang memberikan beasiswa pengembangan STEM. Hal ini dinilai sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk membentuk sumber daya manusia yang kompeten di era digital.

"Kami berharap Universitas Prasetiya Mulya terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun talenta digital khususnya dalam mendorong inovasi di bidang artificial intelligence, cybersecurity, dan financial technology menuju Golden Indonesia 2045," pungkas Nezar Patria.

Terkini