Dinamai Pantai Abrasi karena pantai ini cepat mengalami erosi akibat tekanan air laut. Untuk mencegah erosi lebih lanjut dan melindungi permukiman terdekat, komunitas telah membangun pembatas pantai dari semen, yang kini juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat duduk bersantai sore.
Meski tidak terlalu luas, Pantai Abrasi memiliki panjang sekitar 98 kilometer, menyediakan ruang yang cukup untuk berbagai aktivitas.
Pantai ini populer untuk bersepeda, jogging, dan bahkan memiliki lapangan futsal untuk bermain sepak bola. Area ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk senam pagi yang sering digunakan oleh ibu-ibu setempat.
Untuk menuju Pantai Abrasi, pengunjung akan melalui jalan setapak yang sebagian besar terbuat dari coran semen, dilanjutkan dengan jalan bebatuan yang bercampur pasir.
Sejalan dengan melewati jalan tersebut, pengunjung juga langsung disuguhi pemandangan sawah yang berada di pinggir jalan serta aliran sungai kecil yang mengalir dari muara, dan terlihat jelas kapal-kapal milik nelayan yang terparkir rapi di tepi aliran sungai muara tersebut.
Dengan pertimbangan ini dan banyak lagi, pemerintah setempat serta warga sepakat menjadikan Pantai Abrasi Ipuh sebagai pantai wisata Ipuh Kecamatan Ipuh.
Selain itu, untuk menambah kenyamanan dan mempertimbangkan keamanan, pemerintah melakukan penanaman pohon cemara di beberapa titik tertentu di pinggir pantai. Penanaman pohon ini bertujuan untuk mencegah dan menghalau gelombang air laut yang suatu waktu akan tinggi nantinya.
Memasuki kawasan ini juga tidak ada batasan usia, hanya saja pengunjung perlu menjaga tutur kata serta berpakaian pantas saat hendak berwisata. (Rohmadina/Mahasiwa UINFAS Bengkulu)