Dlondong Deso: Inovasi Rasa dari Kepahiang Membangun Jembatan ke Pasar Nasional dan Internasional

Minggu, 10 Maret 2024 | 18:35:12 WIB
Yarsti, pendiri Dlondong Deso, tersenyum lebar di tengah produksi dodol kopi, keripik ubi, dan keripik tempe di Desa Sumbersari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahyang (FOTO: dok/Ikobengkulu)

IKOBENGKULU.COM - Dlondong Deso, sebuah nama yang mungkin belum familiar di telinga banyak orang, kini mulai menyita perhatian berkat inovasi dan semangat pengusaha muda asal Bengkulu, Yarsti.

Berusia 32 tahun, Yarsti telah berhasil membawa usahanya, yang berfokus pada produk olahan hasil bumi, menembus pasar nasional dan bahkan bersiap menggoreskan tinta di kancah internasional.

Dari Desa Sumbersari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Yarsti dan Dlondong Deso menawarkan lebih dari sekadar produk, mereka menyajikan kisah, passion, dan cita rasa yang unik.

Produksi keripik singkong (foto: dok/BN)

Yarsti, pendiri Dlondong Deso, membagikan cerita awal mula usahanya, "Dlondong Deso berdiri pada tahun 2018, terinspirasi dari kekayaan hasil bumi Bengkulu, khususnya kopi robusta, hortikultura, dan umbi-umbian. Kami ingin produk kami menjadi salah satu alat pengenalan daerah kami, tidak hanya melalui destinasi wisatanya tetapi juga melalui cita rasa."

Dengan produk unggulan seperti dodol kopi, keripik ubi, dan keripik tempe, Dlondong Deso telah mencapai distribusi yang luas, mencakup Pulau Jawa, Palembang, Jambi, dan Padang Pariaman. "Harapan kami adalah produk kami bisa dikenal lebih luas lagi, baik nasional maupun internasional," ujar Yarsti.

Hasil produksi dodol kopi, keripik ubi, dan keripik tempe di Desa Sumbersari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang (FOTO: SS/IKobengkulu)

Dalam perjalanan bisnisnya, Dlondong Deso tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal.

"Kami berusaha membuka lapangan pekerjaan dan menginspirasi warga desa bahwa tinggal di desa itu memiliki potensi besar untuk pengenalan dan pengembangan diri," kata Yarsti, menekankan pentingnya inovasi dan percobaan dalam bisnis.

Pencapaian Dlondong Deso mencakup sertifikasi halal dan pengakuan sebagai salah satu dari 30 IKM terbaik di Provinsi Bengkulu untuk ajang Bangga Buatan Indonesia.

"Dodol kopi, produk inovatif kami, menjadi yang pertama diproduksi di Bengkulu, memberikan cita rasa baru bagi pecinta dodol dan kopi," ungkap Yarsti tentang produk inovatif mereka.

Dlondong Deso kini memiliki karyawan yang semuanya berasal dari warga Desa Sumbersari, menunjukkan komitmen mereka terhadap pemberdayaan komunitas lokal.

Produk unggulan mereka, dodol kopi, menawarkan sensasi rasa kopi yang khas dengan kemasan yang mengadopsi elemen batik, menunjukkan kecintaan mereka terhadap warisan budaya Indonesia.

Keripik singkong (Foto: Ss/Ikobengkulu)

Melalui dukungan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, Dlondong Deso mendapatkan kesempatan emas untuk memperkenalkan produknya di ajang internasional, seperti bazar merdeka di Malaka, Malaysia.

"Ini adalah langkah awal kami untuk go international, membawa cita rasa khas Bengkulu ke panggung dunia," ucap Yarsti dengan penuh antusiasme.

Yarsti, pendiri Dlondong Deso, tersenyum lebar di tengah produksi dodol kopi, keripik ubi, dan keripik tempe di Desa Sumbersari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang (foto: SS/Ikobengkulu)

Bagi masyarakat yang ingin mencicipi keunikan produk Dlondong Deso, mereka dapat menemukannya di berbagai platform online dan mengunjungi langsung tempat produksi di Desa Sumbersari untuk pengalaman yang lebih autentik.

Kisah Dlondong Deso adalah cerita tentang bagaimana passion, inovasi, dan komitmen terhadap kualitas dapat membuka jalan bagi usaha lokal untuk bersinar di tingkat nasional dan internasional.

Yarsti dan Dlondong Deso terus berkarya untuk Bengkulu, membuktikan bahwa dengan usaha yang tepat, tidak ada batas untuk mencapai kesuksesan. ***

Terkini