Presiden Terpilih Taiwan, Lai Ching-te, Hadapi Tantangan Hubungan dengan China

Minggu, 14 Januari 2024 | 19:22:17 WIB
Wakil Presiden Taiwan Lai Ching-te, juga dikenal sebagai William Lai, kiri, merayakan kemenangannya dalam pilpres bersama pasangannya Bi-khim Hsiao, kanan, di Taipei, Taiwan, 13 Januari 2024. (Foto: AP)

IKOBENGKULU.COM - Presiden terpilih Taiwan, Lai Ching-te, dihadapkan pada tantangan berat dalam hubungan dengan China setelah terpilih pada Sabtu, 13 Januari.

Lai, yang juga dikenal dengan nama Inggrisnya William, telah menegaskan dalam kampanyenya keinginan untuk mempertahankan status quo dengan China dan terbuka untuk dialog.

Meski menyatakan niat untuk berdamai, Lai yang berusia 64 tahun dianggap oleh Beijing

sebagai separatis dan "pembuat onar". Pandangan ini muncul terutama setelah komentar Lai pada 2017 ketika ia menjabat sebagai perdana menteri, di mana ia menyebut dirinya sebagai "pekerja" untuk kemerdekaan formal Taiwan, sebuah pandangan yang sangat bertentangan dengan posisi China.

Kendati demikian, Lai bersikukuh bahwa maksudnya adalah Taiwan sudah merupakan negara independen. Selama kampanye, ia mengikuti garis yang dianut oleh Presiden Tsai Ing-wen, bahwa Republik China (nama resmi Taiwan) dan Republik Rakyat China merupakan dua entitas yang tidak tunduk satu sama lain.

Konstitusi Taiwan mengakui Republik China sebagai negara berdaulat, pandangan yang dipegang oleh semua partai politik utama di Taiwan. Pemerintah Republik China melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan komunis Mao Zedong.

Halaman :

Terkini