Mahasiswa UNIB dan UNAND Berjibaku Bersihkan Lumpur Pasca-Banjir Padang

Senin, 22 Desember 2025 | 01:17:48 WIB
Mahasiswa UNIB dengan semangat menyekop sisa lumpur dan pasir yang menutupi akses jalan di Kelurahan Cupak Tangah, Padang, Minggu (21/12). (Ristianti/UNIB)

PADANG – Jarak ratusan kilometer antara Bumi Rafflesia dan Ranah Minang seolah menguap di bawah terik matahari Kota Padang, Minggu (21/12).

Puluhan mahasiswa Universitas Bengkulu (UNIB) yang tergabung dalam KKN Tematik Kemanusiaan terjun langsung ke lapangan, bahu-membahu dengan rekan mereka dari Universitas Andalas (UNAND) untuk memulihkan pemukiman warga pasca-terjangan banjir.

Mengenakan atribut almamater yang kini bersimbah lumpur, para mahasiswa ini memusatkan aksi gotong royong di Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh.

Fokus utama mereka adalah membuka kembali akses vital warga di sepanjang Jalan Dr. Moh. Hatta hingga Jalan Irigasi yang sempat tertutup material sisa banjir.

Bahu-Membahu di Tengah Lumpur

Pantauan di lokasi menunjukkan tumpukan tanah, pasir, dan puing bangunan yang menggunung di trotoar serta halaman rumah warga.

Kondisi ini tidak hanya melumpuhkan estetika kota, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.

“Minggu ini fokus kami adalah menyingkirkan endapan material agar lingkungan kembali aman. Kami tidak sendiri, teman-teman dari UNAND dan relawan lokal juga turun memberikan bantuan,” lapor Risanti Sihombing, mahasiswa UNIB yang berada di lokasi.

Aksi ini kian solid dengan hadirnya relawan dari berbagai organisasi, termasuk PKS, yang membawa peralatan lengkap seperti sekop dan cangkul
.
Sekat-sekat institusi melebur menjadi satu tujuan: mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat Cupak Tangah.

Lebih dari Sekadar SKS

Bagi para mahasiswa UNIB, keberadaan mereka di Sumatera Barat bukan sekadar menjalankan kewajiban akademis atau mengejar nilai SKS.
Ini adalah perwujudan nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat.

Rektor UNIB sebelumnya telah menegaskan bahwa KKN Tematik ini adalah bentuk simpati mendalam terhadap saudara-saudara di Sumatera Barat yang terdampak bencana.

Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban warga sekaligus mengasah empati sosial mahasiswa di situasi krisis.

Hingga berita ini diturunkan, tumpukan material yang sebelumnya menutupi jalan perlahan mulai bersih. Kehadiran para "duta kemanusiaan" ini disambut hangat oleh warga setempat, membuktikan bahwa gotong royong tetap menjadi obat paling mujarab di tengah duka bencana. ***

Tags

Terkini