Hubungan Indonesia–India dan Relevansinya bagi Bengkulu

Minggu, 09 November 2025 | 18:54:44 WIB
Hubungan Indonesia-Indonesia semakin kokoh (ilustrasi/AI)

HUBUNGAN antara Indonesia dan India merupakan salah satu bentuk kerja sama bilateral tertua di kawasan Asia yang masih terus tumbuh hingga saat ini. Kedua negara berbagi sejarah panjang dalam hal kebudayaan, perdagangan, dan nilai-nilai spiritual yang menautkan mereka sejak masa awal peradaban. Pengaruh India dalam perkembangan budaya Nusantara terlihat jelas dari peninggalan arkeologis, sistem tulisan, hingga sastra klasik seperti Ramayana dan Mahabharata yang menginspirasi kesenian di banyak daerah Indonesia. Sejarah ini menjadi fondasi kuat bagi hubungan diplomatik modern yang secara resmi dimulai pada 16 April 1949, dua tahun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya (Kementerian Luar Negeri India, India–Indonesia Bilateral Relations, 2024).

Dalam konteks geopolitik masa kini, hubungan Indonesia–India berkembang menjadi kemitraan strategis yang memiliki makna penting, tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Pemerintah kedua negara mengukuhkan hubungan tersebut melalui Comprehensive Strategic Partnership pada 2018 yang mencakup bidang ekonomi, pertahanan, keamanan maritim, dan sosial budaya (Kementerian Luar Negeri India, 2024). Penguatan kerja sama ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan yang semakin dinamis, terutama dengan meningkatnya peran negara-negara besar di Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan.

Dari sisi ekonomi, hubungan dagang antara Indonesia dan India menunjukkan tren positif. Menurut data India Brand Equity Foundation (IBEF), volume perdagangan bilateral kedua negara pada tahun fiskal 2024–2025 mencapai sekitar USD 28,16 miliar, menandai peningkatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya. India merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia di kawasan Asia Selatan, sedangkan Indonesia menjadi pemasok utama komoditas seperti batu bara, minyak sawit, karet, dan produk olahan makanan ke India (IBEF, 2025). Sementara itu, India mengekspor produk farmasi, baja, tekstil, serta bahan kimia industri ke Indonesia.

Namun, di balik peningkatan angka perdagangan tersebut, tantangan tetap ada. Hambatan tarif dan non-tarif, serta kurangnya pemanfaatan potensi rantai pasok global menjadi isu yang sering muncul dalam diskusi bilateral. Laporan National Strategy Institute (NATStrat, 2024) menyoroti bahwa kedua negara perlu memperkuat infrastruktur konektivitas dan kerja sama logistik agar perdagangan lebih efisien. Selain itu, Indonesia dan India juga didorong untuk memperluas kolaborasi dalam bidang digitalisasi, energi terbarukan, dan ekonomi biru yang kini menjadi fokus pembangunan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.

Dari perspektif geopolitik dan keamanan, hubungan kedua negara juga semakin erat. Posisi geografis Indonesia yang strategis di jalur pelayaran Selat Malaka dan kedekatan India dengan wilayah Andaman–Nicobar menjadikan kerja sama maritim menjadi kunci penting dalam kemitraan ini. Kedua negara kerap mengadakan latihan militer gabungan dan patroli laut untuk menjaga stabilitas kawasan serta memerangi ancaman keamanan non-tradisional seperti perompakan dan penyelundupan. Analisis yang diterbitkan oleh Institute of South Asian Studies (ISAS), National University of Singapore (2024) menyebut bahwa kerja sama maritim Indonesia–India berperan besar dalam membangun keamanan rantai pasok energi dan perdagangan di Samudra Hindia.

Selain itu, India dan Indonesia juga bersepakat memperkuat diplomasi publik, pendidikan, dan kebudayaan. Program pertukaran pelajar, pelatihan medis, serta kerja sama dalam bidang teknologi digital terus digalakkan. Menurut laporan Reuters (25 Januari 2025), kedua negara menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama baru di bidang kesehatan, keamanan siber, dan pendidikan tinggi. Langkah ini menunjukkan arah hubungan yang lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada isu ekonomi atau militer semata, tetapi juga pembangunan manusia.

Bagi Indonesia, kemitraan dengan India membawa keuntungan strategis, khususnya dalam diversifikasi mitra ekonomi dan penguatan posisi di kawasan Asia Selatan. Namun, hubungan ini tidak hanya berdampak di tingkat nasional, tetapi juga memiliki relevansi nyata bagi daerah-daerah tertentu, salah satunya Provinsi Bengkulu. Meski belum menjadi pusat utama hubungan bilateral, Bengkulu mulai menapaki peran penting sebagai daerah dengan potensi ekonomi dan sumber daya yang menarik bagi investor India.

Pada Juli 2025, Konsulat Jenderal India melakukan kunjungan resmi ke Bengkulu untuk menjajaki peluang kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan pendidikan. Dalam pertemuan tersebut, pihak India menunjukkan ketertarikan terhadap potensi ekspor komoditas unggulan Bengkulu seperti kopi, cengkeh, dan minyak kelapa sawit. Pemerintah Provinsi Bengkulu menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapan untuk memperkuat kerja sama lintas sektor. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, bahkan menegaskan pentingnya membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan dan teknologi medis, mengingat India merupakan salah satu negara dengan industri farmasi terbesar di dunia (Portal Resmi Provinsi Bengkulu, bengkuluprov.go.id, 2025).

Selain sektor ekonomi, Bengkulu juga memiliki potensi dalam kerja sama budaya dan pendidikan. India dikenal memiliki hubungan sejarah yang erat dengan kawasan barat Sumatera. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa jalur perdagangan kuno yang menghubungkan India Selatan dengan pesisir barat Sumatera menjadi pintu masuk awal pengaruh Hindu dan Buddha ke Nusantara. Melalui jalur inilah, berbagai bentuk pertukaran budaya, bahasa, dan ajaran spiritual berlangsung, yang hingga kini masih dapat ditemukan dalam unsur budaya Bengkulu seperti motif ukiran, sastra klasik, dan nilai-nilai toleransi yang kuat di tengah masyarakat.

Di sisi lain, kerja sama pendidikan juga menjadi peluang besar. India memiliki program Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) yang memberikan beasiswa dan pelatihan bagi warga negara sahabat, termasuk Indonesia. Perguruan tinggi di Bengkulu dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas kerja sama riset dan pertukaran mahasiswa di bidang teknologi, kesehatan masyarakat, dan pertanian. Langkah ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia yang kompetitif secara global.

Namun, peluang tersebut tentu memerlukan kesiapan infrastruktur dan kelembagaan. Bengkulu perlu memperkuat konektivitas transportasi, baik laut maupun udara, agar dapat menjadi jalur alternatif perdagangan dengan India. Selain itu, pemerintah daerah juga harus proaktif membangun diplomasi ekonomi daerah (economic subnational diplomacy) dengan melibatkan sektor swasta, universitas, dan lembaga masyarakat sipil. Pendekatan ini akan mempercepat proses integrasi Bengkulu ke dalam jejaring kerja sama internasional yang lebih luas.

Hubungan Indonesia–India hari ini bukan lagi sekadar simbol sejarah, tetapi representasi nyata dari diplomasi modern yang saling menguntungkan. Dengan populasi gabungan lebih dari 1,7 miliar jiwa dan posisi strategis di dua samudra besar, keduanya memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi baru dunia. Bengkulu, dengan sumber daya alamnya yang melimpah dan posisi geografis di pesisir barat Sumatera, bisa menjadi bagian dari narasi besar itu jika mampu membaca peluang dan memperkuat kapasitas lokal.

Seperti yang disampaikan oleh Konsul Jenderal India dalam kunjungan ke Bengkulu (RRI Bengkulu, 2025), hubungan antarkedua negara harus dibangun tidak hanya dari atas ke bawah, tetapi juga dari daerah ke daerah. Artinya, diplomasi yang efektif adalah diplomasi yang menyentuh masyarakat, membuka peluang kerja sama ekonomi, pendidikan, dan sosial yang langsung dirasakan manfaatnya oleh warga daerah.

Dengan semangat tersebut, Bengkulu memiliki kesempatan emas untuk menegaskan dirinya sebagai provinsi yang terbuka terhadap kolaborasi internasional. Hubungan Indonesia–India bukan hanya kisah dua negara besar di atas peta dunia, tetapi juga cerita tentang bagaimana sebuah daerah di pesisir barat Sumatera bisa menjadi jembatan kecil bagi persahabatan besar dua peradaban Asia. (Iyud Dwi Mursito)

Referensi:

  • Ministry of External Affairs, Government of India. India–Indonesia Bilateral Relations (2024).
  • Reuters. Indonesia, India Sign Wide Range of Agreements Including on Health and Security (25 Januari 2025).
  • Institute of South Asian Studies (ISAS), National University of Singapore. India–Indonesia Relations: Breaking Barriers in the Indo-Pacific (2024).
  • India Brand Equity Foundation (IBEF). India–Indonesia Trade Overview (2025).
  • NATStrat. Indonesia–India Relations: Challenges and Opportunities (2024).
  • Portal Resmi Pemerintah Provinsi Bengkulu. Gubernur Bengkulu Terima Kunjungan Konsul Jenderal India (2025).
  • Radio Republik Indonesia (RRI Bengkulu). Konsulat India Kunjungi Bengkulu Perkuat Kerja Sama Bilateral (2025).

Terkini