IKOBENGKULU.COM - Berkat kesadaran dan dukungan dana dari publik, Kanopi Hijau Indonesia berhasil membangun sumber energi bersih di SMA Sint Carolus, Kota Bengkulu.
Proyek ini melibatkan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di lingkungan sekolah, sebagai langkah nyata dalam mendorong transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Program dan Kampanye Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahaya, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari program Sekolah Energi Bersih (SEB), yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya transisi energi bersih.
"Pemasangan model energi bersih ini menjadi antitesis atas dominasi energi kotor seperti batubara, yang terus dibangun pemerintah meskipun efek negatifnya sudah sangat merugikan masyarakat," ujar Olan.
Dana publik sebesar Rp12 juta, yang terkumpul dari ratusan donatur selama dua tahun, digunakan untuk mendanai proyek ini. Acara peletakan batu pertama pembangunan PLTS dan PLTB di SMA Sint Carolus juga disertai dengan dialog bertema "Jalan Terang dengan Energi Bersih," yang menghadirkan berbagai pembicara dari komunitas dan lembaga pendidikan.
Sepriyani, warga Teluk Sepang yang tinggal di sekitar PLTU batubara, hadir sebagai salah satu pembicara dan menceritakan dampak buruk PLTU terhadap kesehatan warga.
"Setiap hari kami harus menghirup udara kotor. Banyak warga, termasuk saya, menderita sakit kulit dan gangguan pernapasan akibat pencemaran dari PLTU," keluhnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Kanopi Hijau Indonesia bersama akademisi menunjukkan bahwa 53 warga Teluk Sepang mengalami gangguan pernapasan, sementara 27 lainnya menderita penyakit kulit akibat air tercemar.
Melihat dampak negatif tersebut, Kanopi Hijau Indonesia menginisiasi program Sekolah Energi Bersih, bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk mendorong transisi energi bersih yang adil dan berkelanjutan.
Sutanpri, Kepala SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu, menekankan manfaat energi bersih dalam mendukung proses pendidikan berbasis digital di sekolahnya. "Dengan PLTS, laboratorium kami dapat beroperasi efisien tanpa terganggu oleh pemadaman listrik," ujarnya.
Sulistyanta, Kepala SMA Sint Carolus, menambahkan bahwa isu lingkungan sangat terkait dengan keadilan dan perdamaian.
"Kerja sama kami dengan Kanopi Hijau Indonesia sejak akhir 2022 untuk membangun energi bersih dari matahari dan angin adalah upaya bersama dalam mendorong transisi energi bersih demi kebaikan dan kelestarian bumi kita," katanya.
Dengan dukungan publik dan kolaborasi lintas sektor, SMA Sint Carolus dan Kanopi Hijau Indonesia berharap proyek ini dapat menjadi contoh bagi sekolah lain untuk ikut serta dalam upaya menjaga lingkungan dan mendorong transisi energi bersih.***