Mengangkat Harkat Perempuan dengan Menenun sebagai Alternatif Kerja Ilegal

Senin, 12 Februari 2024 | 21:29:14 WIB
Menenun adalah pilihan paling popular untuk keluar dari jebakan pekerja migran. (Paul Arps) : Paul Arps/Flickr BY CC Paul Arps/Flickr

Oleh: Yulia Indrawati Sari, Elisabeth A.S. Dewi, dan A. A. S. Dyah Ayunda N. A - Unika Parahyangan Bandung


TENUN tradisional berpotensi menjadi solusi pengentasan kemiskinan ekstrem di pedesaan Indonesia, meskipun solusi ini tidak dapat diterapkan secara universal.

Ketika tragedi menghampiri sahabatnya yang bekerja ilegal di luar negeri, Diana Timoria terdorong untuk mengambil tindakan signifikan. Di Pulau Sumba, Indonesia Timur, kondisi ekonomi yang sulit mendorong banyak remaja untuk memalsukan identitas guna memenuhi syarat usia kerja di luar negeri.

Akibatnya, mereka sering menjadi korban kejahatan karena ketiadaan dokumen resmi. Dalam enam bulan tahun 2021, tercatat 67 pekerja ilegal dari Sumba meninggal di luar negeri.

Dengan tingkat kemiskinan yang hampir dua kali lipat dibandingkan rata-rata nasional, penduduk Pulau Sumba hidup dengan penghasilan di bawah Rp. 30.000,- per hari. Pulau ini merupakan salah satu kontributor terbesar pekerja ilegal di Indonesia, namun juga terkenal dengan kain ikatnya yang berharga hingga jutaan rupiah per lembar. Tantangan utama adalah menarik pembeli ke penjual kain ikat ini.

Halaman :

Terkini