Kadis Dikbud Seluma Tanggapi Kritik Sekujang: “Yang Ditampilkan Bentuk Kreasi untuk Promosi Budaya”

Rabu, 08 Oktober 2025 | 09:14:28 WIB
Kadisdikbud Seluma, Munarwan Syafui, M. Pd


SELUMA – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Seluma, Munarwan Syafui, SE, M.Pd, menanggapi pernyataan Wakil Ketua I DPRD Seluma, Samsul Aswajar, terkait penampilan tradisi Sekujang dalam acara budaya di Kota Tua, Jakarta. Menurutnya, perbedaan pandangan terhadap bentuk penampilan tersebut merupakan hal yang wajar karena setiap pihak memiliki sudut pandang berbeda dalam memahami tujuan kegiatan.

“Perbedaan pendapat itu hal yang wajar. Ada yang melihat kegiatan ini sebagai upaya menampilkan tradisi Sekujang dalam bentuk aslinya, ada juga yang memahaminya sebagai ajang promosi dengan kreasi. Yang terpenting niatnya tetap sama, yaitu untuk mengangkat dan mempromosikan tradisi serta budaya Kabupaten Seluma,” jelas Munarwan, Senin (8/10/2025).

Ia menegaskan, penampilan yang dibawa ke acara di Jakarta bukan tradisi Sekujang dalam bentuk murni, melainkan tari Sekujang yang terinspirasi dari tradisi Sekujang. Tarian tersebut mengandung beberapa gerakan dan unsur dasar dari tradisi aslinya, namun dikemas dengan lebih dinamis agar menarik perhatian dalam format festival budaya.

“Yang kita tampilkan itu bukan ritual Sekujang asli, tetapi tari Sekujang yang terinspirasi dari tradisi Sekujang. Ada gerakan-gerakan dan elemen dari tradisi aslinya yang dipadukan dengan koreografi modern. Tujuannya agar lebih menarik di panggung festival, sehingga penonton penasaran dan tertarik menelusuri tempat asal tradisi tersebut di Seluma,” terang Munarwan.

Menurutnya, pendekatan kreasi ini bagian dari strategi promosi budaya yang disesuaikan dengan konteks acara. Festival budaya seperti di Kota Tua umumnya menampilkan bentuk seni yang komunikatif dan atraktif untuk menarik perhatian publik, bukan dalam format ritual adat yang sakral.

“Yang ditampilkan itu dalam bentuk kreasi karena konteksnya festival. Jadi, sifatnya bukan ritual, tapi promosi budaya. Kita ingin orang-orang tahu bahwa di Seluma ada tradisi Sekujang. Nanti kalau mereka tertarik, baru datang langsung ke Talang Benuang untuk melihat bentuk aslinya,” lanjutnya.

Lebih jauh, Munarwan menegaskan bahwa Dinas Dikbud Seluma tetap berkomitmen menjaga keaslian adat dan tradisi daerah. Pihaknya akan terus melakukan upaya pelestarian terhadap berbagai tradisi khas Seluma, bukan hanya Sekujang tetapi juga tarian Pancung Gunia (Memancung Pelangi), yang merupakan bagian dari asal usul Desa Masmambang Kecamatan Talo dan sejumlah tradisi lain yang mulai jarang ditampilkan.

“Ke depan, kami tetap mengutamakan pelestarian budaya asli Seluma. Bukan hanya Sekujang, tetapi juga Pancung Gunia dan tradisi lain yang mulai jarang terlihat. Dalam promosi, mungkin ada kreasi agar lebih menarik, tapi tetap akan kami sampaikan kepada publik bahwa untuk melihat bentuk aslinya, silakan datang langsung ke Seluma,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua I DPRD Seluma, Samsul Aswajar, mengkritisi langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang menampilkan Sekujang dalam bentuk yang dinilainya telah bercampur dengan unsur modern. Ia menilai penampilan tersebut tidak menggambarkan adat asli Seluma yang memiliki nilai sakral, dan mengingatkan agar pelestarian adat tidak dikorbankan demi hiburan.
 

Meski demikian, pihak Dinas menilai langkah menampilkan versi kreasi justru menjadi cara adaptif untuk memperkenalkan budaya Seluma secara luas, tanpa menghilangkan niat utama menjaga warisan adat daerah.

Terkini