SMAN 8 Kota Bengkulu Serukan Penghentian Energi Fosil Batubara

Sabtu, 06 September 2025 | 10:40:30 WIB
Siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Bengkulu mengikuti sosialisasi Sekolah Energi Bersih yang digagas Kanopi Hijau Indonesia, Kamis (5/9)./ist/

BENGKULU, IKOBENGKULU.COM – Seruan untuk menghentikan penggunaan energi fosil batubara menggema di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Aksi ini merupakan bagian dari rangkaian program Sekolah Energi Bersih (SEB) yang digagas Kanopi Hijau Indonesia (KHI) sebagai respons terhadap krisis iklim global dan dampak buruk energi kotor terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Direktur Program KHI, Suarli, menegaskan bahwa ketergantungan terhadap energi berbasis fosil, khususnya batubara, telah mengakibatkan berbagai bencana lingkungan dan sosial. “Penggunaan energi kotor bukan hanya merusak ekosistem, tapi juga mengancam kesehatan dan keberlangsungan hidup. Krisis iklim yang ditandai peningkatan suhu bumi dan perubahan pola cuaca adalah ancaman nyata,” ujarnya saat roadshow SEB di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, Kamis (5/9).

Siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Bengkulu mengikuti sosialisasi Sekolah Energi Bersih yang digagas Kanopi Hijau Indonesia, Kamis (5/9)./ist/kh

Menurut Suarli, program ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda tentang bahaya energi kotor. “Melalui Sekolah Energi Bersih, generasi muda diharapkan memahami urgensi transisi energi dan menjadi agen perubahan yang menggerakkan aksi nyata di lingkungan sekitar,” katanya.

Sebanyak 600 siswa SMA Negeri 8 Bengkulu mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias. Mereka menyatakan dukungan terhadap program SEB, salah satunya Nauren Zakia Mukti, siswa kelas XI IPA¹. “Kegiatan ini sangat mengedukasi, tidak hanya soal energi bersih, tapi juga ada game yang mengajarkan kebersamaan untuk menjaga lingkungan,” ucap Nauren.

Selain edukasi, para siswa juga terlibat dalam kegiatan donasi dan kampanye transisi energi bersih. Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Bengkulu, Elvina Faisal, M.Pd., menilai program KHI sejalan dengan visi sekolahnya. “Kami berharap kegiatan ini dilanjutkan, tidak hanya di sekolah kami, tapi juga di sekolah-sekolah lain. Kesadaran lingkungan harus terus ditanamkan,” katanya.

Elvina juga menyerukan pemerintah untuk beralih dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan batubara ke energi ramah lingkungan. “Kami berharap pemerintah sadar akan dampak buruk batubara, termasuk PLTU Teluk Sepang di Bengkulu. Energi ramah lingkungan harus menjadi prioritas,” tegasnya.***

Terkini